Abstract

Abalone is an important non fishery commodity that has high potential value to be developed. Abalone culture still faces some problems, such as, relatively slow growth rate, low survival rate and causing environmental pollution. One of the efforts to tackle the problems, is applying the culture system that is environmental friendly, such as IMTA (Integrated Multitrophic Aquaculture). This research aims to identify the growth rate and survival rate of the abalone (Haliotis squamata) and the suitability of chemical and physical environment parameter supporting the integration culture of abalone and seaweed (Gracilaria sp) on different stocking density at Geger beach, Nusa Dua, Bali. This research was performed in 45 days using a complete randomized design method that consist of three treatments and three repetition. The result showed that the highet growth rate was on treat ment T3 which consisted of abalone (Haliotis squamata) 40 individu and 10 bunches of seaweed (Gracilaria sp) 100 grams weight/each individu (0.76%/day), then It followed by T2 treatment that was integrated with 10 bunches of seaweed 50 grams (0.71%/day). The lowest growth rate observed on treatment T1 (control/monoculture) which consisted of 40 individu abalone (Haliotis squamata) (0.59%/day). The highest survival rate found on treatment T2 (97.5%) and followed by treatment T1 as control (94.5%), while the lowest number was found on treatment T3 (83.3%). Physical chemical water quality parameters showed that It supported the growth of both, abalone (Haliotis squamata) and seaweed (Gracilaria sp.) at Geger Beach, Nusa Dua, Badung Regency, Bali Province.

Highlights

  • Abstrak Abalon merupakan komoditas non perikanan yang memiliki potensi tinggi untuk dikembangkan

  • This research was performed in 45 days using a complete randomized design method

  • that consist of three treatments

Read more

Summary

Pendahuluan

Abalon (Haliotis squamata) yang dikenal dengan kerang mata tujuh merupakan komoditas non perikanan dunia yang tergolong dalam kelas Gastropoda dan hewan pemakan tumbuhtumbuhan. Konsep budidaya dengan menggunakan penerapan sistem IMTA merupakan suatu konsep yang dapat dikembangkan untuk menumbuhkan minimal dua organisme yang berbeda atau lebih seperti mengintegrasikan budidaya ikan atau udang dengan kekerangan dan rumput laut (Setyowati et al, 2013). Dalam penerapan sistem budidaya IMTA, sisa pakan dari ikan dan limbah organik akan dimanfaatkan oleh kekerangan dan rumput laut akan memanfaatkan perairannya yang kaya akan nutrien untuk pertumbuhannya sehingga terjadinya keseimbangan ekosistem (Aliah, 2012). Sebagai contoh dengan mengintegrsikan dua spesies yaitu abalon H. squamata memiliki peran sebagai filter feeder dan rumput laut Gracilaria sp. Penelitian mengenai laju pertumbuhan kerang abalon H. squamata yang diintegrasikan dengan rumput laut Gracilaria sp. Maksud dan tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui laju pertumbuhan kerang abalon H. squamata, kelulushidupan kerang abalon H. squamata ketika diintegrasikan bersama dengan rumput laut Gracilaria sp.

Rancangan Penelitian
Pengumpulan Data
Kecerahan Perairan
Kecepatan Arus
Kelulushidupan
Findings
Kesimpulan
Full Text
Published version (Free)

Talk to us

Join us for a 30 min session where you can share your feedback and ask us any queries you have

Schedule a call