Abstract

Pekerja pembuatan atap alang-alang bekerja dengan sikap kerja duduk di lantai dengan punggung sedikit membungkuk. Intervensi dengan pemberian kursi lantai sebagai alas saat kerja serta dilakukan penataan layout proses produksi. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan work engagement dan produktivitas pekerja pembuatan atap alang-alang di Gianyar. Rancangan penelitian yang digunakan adalah eksperimental dengan randomized pre-posttest control group design melibatkan 16 sampel penelitian yang dipilih secara random. Subjek penelitian dibagi menjadi dua yaitu kelompok kontrol adalah pekerja yang bekerja seperti biasa dan kelompok perlakuan adalah pekerja yang bekerja dengan menggunakan kursi lantai dan penataan layout proses produksi. Work engagement didata menggunakan kuesioner UWES 17 dan produktivitas didata berdasarkan jumlah atap alang-alang yang dihasilkan. Analisis data menggunakan uji parametrik dengan nilai ?=0,05 untuk data yang berdistribusi normal dan uji non-parametrik untuk data yang tidak berdistribusi dengan normal. Hasil penelitian menunjukkan perbedaan yang bermakna pada work engagement dan produktivitas (p<0,05). Pada kelompok kontrol rerata skor work engagement 50,75 dan produktivitas 0,067, sedangkan pada kelompok perlakuan rerata skor work engagement 71,12 dan produktivitas 0,015. Pemberian kursi lantai dan penataan layout proses produksi terbukti dapat meningkatkan work engagement sebesar 40,13% dan meningkatkan produktivitas sebesar 34,60%. Dapat disimpulkan bahwa penerapan ergonomi berupa pemberian kursi lantai dan penataan layout proses produksi terbukti dapat meningkatkan work engagement dan produktivitas kerja pada pekerja pembuatan atap alang-alang.

Highlights

  • Workers making reeds roofs work with a working posture sitting on the floor with a slightly bent back

  • This study aims to improve work engagement and productivity of workers making reeds roofs in Gianyar

  • “Desain Alat Pelubang Plastik Mulsa dan Sistem Kerja dengan Intervensi Ergonomi Meningkatkan Produktivitas Kerja Petani di Bedugul Bali” (disertasi)

Read more

Summary

HASIL DAN PEMBAHASAN

Karakteristik subjek diperoleh rentangan umur berada pada umur 21-41 tahun dengan rerata 32,50±5,59 tahun. Hasil pengukuran suhu kerja yang diperoleh pada sentral pembuatan atap alang-alang sudah memenuhi baku mutu ambang batas suhu kerja di industri yaitu pada suhu 18-30°C pada tingkat kerja yang ringan hingga berat dari Permenkes No 70 Tahun 2016. Rerata kelembaban pada pekerja atap alang-alang hampir sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Suarjana (2018), dimana rerata kelembaban di tempat kerja pekerja pembuatan adonan sate luluh mempunyai rerata kelembaban pada kelompok kontrol sebesar 80,29±2,06% dan rerata kelembaban pada kelompok perlakuan sebesar 80,21±3,59%. Hasil pengukuran kelembaban relatif yang dihasilkan pada sentra pembuatan atap alang-alang sudah memenuhi baku mutu ambang batas kelembaban di industri yaitu pada 50-70% pada tingkat kerja yang ringan hingga berat dari Permenkes No 70 Tahun 2016. Intensitas pencahayaan di lingkungan kerja pekerja pembuatan atap alang-alang diperoleh hasil rerata pada kelompok kontrol adalah 209,1±5,81 lux dan pada kelompok perlakuan 206±0,18 lux. Data analisis beda rerata pada work engagement disajikan pada Tabel 2

Perlakuan Rerata SB p
UCAPAN TERIMA KASIH
DAFTAR PUSTAKA
Full Text
Published version (Free)

Talk to us

Join us for a 30 min session where you can share your feedback and ask us any queries you have

Schedule a call