Abstract

Kanya is a contemporary dance that raises the issue of early marriage in Sukabumi. This study uses a qualitative method with a descriptive analysis approach that provides a description or description by describing data obtained from the field regarding the choreography of the Kanya dance, as well as Ela's creativity in compiling the Kanya dance. To answer the problem regarding the Kanya dance choreography, it was explained using the basic elements of choreography based on Sumandiyo Hadi's opinion. In addition, Ela's creativity was explained using the 4P concept proposed by Rhodes, namely (1) person (2) press (3) process (4) product. The results obtained from Ela's study of creativity in the Kanya dance work were greatly influenced by her experience as a dancer and choreographer. This creativity is manifested in daily motives by the lack of a stilator and a combination of techniques such as fibration, fall and recovery, repetition, and tempo adjustment. The conclusion of this research is the result of Ela's creativity that uses daily movements by exploring the characteristics of some rope and jug characteristics as well as minimalist clothing and make-up choices.

Highlights

  • Kanya merupakan sebuah karya tari yang mencoba mempertanyakan kembali posisi perempuan pada budaya pernikahan dini di daerah Sukabumi

  • Kanya is a contemporary dance that raises the issue of early marriage in Sukabumi

  • This study uses a qualitative method with a descriptive analysis approach that provides a description or description by describing data obtained from the field regarding the choreography of the Kanya dance, as well as Ela's creativity in compiling the Kanya dance

Read more

Summary

Pendahuluan

Perjodohan, hamil di luar nikah, dan adanya harapan untuk hidup lebih baik, merupakan faktor yang melatarbelakangi terjadinya hal tersebut. Akan tetapi dari penelusuran Ela Mutiara, selaku koreografer, pernikahan dini belum sepenuhnya menjadi solusi dari masalah tersebut. Hal lain yang disoroti lebih mendalam oleh Ela adalah penggunaan frasa “dapur, kasur, sumur” yang selalu lekat dengan perempuan dan memberikan tekanan serta imbas secara sosial. Ela lebih ingin berbagi alasan atas pilihan perempuan terhadap dirinya sebagai individu yang mandiri. Pada bagian pembuka menggambarkan peran perempuan dalam kehidupan rumah tangga yang kemudian merinci frasa “dapur, sumur, kasur” yang berdampak secara sosial kepada perempuan. Bagian 3 menggambarkan harapan perempuan untuk mendapakatan hidup yang lebih baik. Ela merupakan salah satu penerima Hibah Seni PSBK yang mempresentasikan karyanya di platfrom Jagongan Wagen. Hal ini dibuktikan dengan cara Ela mengolah beberapa pilihan artistiknya.

Pengalaman Berkesenian Ela Mutiara
Ide Garap Tari Kanya
Koreografi Tari Kanya
Kreatifitas Ela dalam Tari Kanya
Simpulan
Full Text
Published version (Free)

Talk to us

Join us for a 30 min session where you can share your feedback and ask us any queries you have

Schedule a call