Abstract

Indonesia mempunyai sejarah panjang terkait konflik agraria yang menyertakan petani di dalamnya. Salah satunya seperti yang terjadi di Caringin, Sukabumi dimana petani berhadapan dengan perusahaan dalam konflik agraria. Petani menganggap ada dominasi ketidakadilan karena tanah yang mereka garap ternyata surat hak gunanya adalah atas nama perusahaan. Kondisi ini memunculkan gerakan sosial perlawanan dari petani yang dalam prosesnya banyak dipengaruhi oleh peran intelektual organik yang terdiri dari Organisasi non Pemerintah serta mahasiswa yang dibantu oleh tokoh tani lokal. Pengaruh tersebut salah satunya berupa penyadaran kepada petani. Penelitian ini bertujuan menganalisis strategi para aktor dalam proses penyadaran petani yang terbagi dalam kesadaran magis, naif dan kritis melalui komunikasi dialogis. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan studi kasus konflik agraria yang terjadi di Caringin Sukabumi antara petani sebagai penggarap lahan dan PT. SNN sebagai pemegang hak guna bangunan (HGB) atas lahan tersebut. Hasil penelitian menunjukkan strategi komunikasi dialogis membawa perubahan kesadaran petani menjadi lebih kritis walaupun kesadaran naif masih melekat sehingga memunculkan jenis kesadaran baru berupa kesadaran naif kritis.

Talk to us

Join us for a 30 min session where you can share your feedback and ask us any queries you have

Schedule a call

Disclaimer: All third-party content on this website/platform is and will remain the property of their respective owners and is provided on "as is" basis without any warranties, express or implied. Use of third-party content does not indicate any affiliation, sponsorship with or endorsement by them. Any references to third-party content is to identify the corresponding services and shall be considered fair use under The CopyrightLaw.