Abstract

Salah satu topik menarik dalam kajian tafsir adalah tentang kisah-kisah Israiliyat yang ada dalam tafsir Al-Qur’an. Salah satu kisah Israiliyat yang menarik untuk dikaji adalah kisah Israiliyat tentang Ya’juj dan Ma’juj menurut penafsiran Tafsir Ibnu Katsir dan tafsir Ath-Thabari. Dalam literatur tafsir, kisah Ya’juj dan Ma’juj menjadi subjek yang menarik untuk diteliti karena memiliki peran penting dalam memahami eskatologi Islam dan akhir zaman. Penelitian ini bertujuan untuk mendalami kisah Israiliyat tentang Ya’juj dan Ma’juj dalam dua tafsir yang berbeda, yaitu Tafsir Ibnu Katsir dan Tafsir Ath-Thabari. Penelitian ini membahas bagaimana kedua mufassir tersebut menanggapi tentang kisah Israiliyat Ya’juj dan Ma’juj, bagaimana keduanya menginterpretasikan kisah Ya’juj dan Ma’juj serta referensi yang diambil oleh masing-masing mufassir, dan bagaimana kisah tersebut memengaruhi pemahaman umat Islam terhadap Ya’juj dan Ma’juj. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Ibnu Katsir dan Ath-Thabari tidak memberikan kritik atas riwayat Israiliyat tentang Ya’juj dan Ma’juj. Kedua mufassir merujuk pada riwayat salah seorang Yahudi (ahli kitab) yang masuk Islam yang bernama Wahab bin Munabbih. Penafsiran Ibnu Katsir terkesan lebih umum daripada penafsiran Ath-Thabari. Dari penafsiran kedua tokoh mufassir tersebut, disimpulkan bahwa Ya’juj dan Ma’juj adalah salah satu diantara tanda-tanda hari kiamat yang muncul sebelum hari kiamat terjadi.

Full Text
Published version (Free)

Talk to us

Join us for a 30 min session where you can share your feedback and ask us any queries you have

Schedule a call