Abstract

The results of a survey of the world body in the fields of writing, mathematics, and science as a measure of literacy progress, the results show the ability of high-level thinking or High Order of Thinking Skills (HOTS) students in Indonesia is low and is ranked 69 out of 76 countries. The results are a reflection of the renewal of the learning system in LPTK, including students in the Primary School Teacher Education (PGSD) study program. This research is a descriptive study because it describes the ability of PGSD students in planning and implementing HOTS-based learning in elementary schools. Respondents 154 people. The results showed the ability in basic knowledge of HOTS learning was still low, only 52.24% had passed. The remaining 47.76% did not meet the Minimum Mastery Criteria (KKM). The aspects of planning HOTS learning are still low, only 59.58% of students meet the KKM. Aspects of the ability to carry out HOTS-based learning, 49.03% of students do not meet the KKM. In the aspect of designing and implementing HOTS-based assessment, 51.30% did not reach the KKM. Conclusions of the study, the majority of students have not demonstrated good skills in planning and implementing HOTS learning in elementary schools.

Highlights

  • The results of a survey of the world body in the fields of writing, mathematics, and science as a measure of literacy progress, the results show the ability to think of high level or High Order of Thinking Skills (HOTS) students in Indonesia is low and ranked 69 out of 76 countries

  • The results are a reflection of the renewal of the learning system in Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK), including students in the Primary School Teacher Education (PGSD) study program

  • This research is a descriptive study because it describes the ability of Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) students in planning and implementing HOTS-based learning in elementary schools

Read more

Summary

Metode Penelitian Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain mix methods, yang menggabungkan desain kuantitatif dan kualitatif tetapi pada tataran yang sederhana. Instrumen penelitian ini adalah Instrumen lembar observasi digunakan untuk menjaring data karakteristik mahasiswa dan pelaksanaan kegiatan praktik kelompok (penyusunan RPP dan simulasi pembelajaran). Instrumen angket digunakan untuk menjaring data pemahaman awal mahasiswa terhadap konsep pembelajaran. Data dikumpulkan menggunakan empat metode, yaitu observasi, angket, analisis fragmen/komponen, dan tes. Analisis fragmen digunakan untuk menjaring data pemahaman subjek dalam menyusun RPP. Tes digunakan untuk menjaring data keterampilan melaksanakan pembelajaran, yang terdiri atas keterampilan mengajar dan keterampilan menilai. Pada tahap pertama dilakukan analisis kuantitatif dengan menghitung skor dan persentase berdasarkan data yang diperoleh melalui angket dan tes. Selanjutnya dilakukan analisis data kualitatif melalui pemahaman atau interpretasi terhadap hasil observasi dan analisis komponen. Peneliti juga melakukan pengumpulan data menggunakan angket, analisis komponen, dan tes. Triangulasi teori juga digunakan untuk meningkatkan kedalaman pemahaman peneliti terhadap hasil analisis data yang telah diperoleh. Melalui berbagai perspektif teoretis diharapkan diperoleh hasil yang mendekati kebenaran

Hasil dan Pembahasan
Kemampuan Melaksanakan Penilaian
Berpikir
Findings
Methods
Full Text
Published version (Free)

Talk to us

Join us for a 30 min session where you can share your feedback and ask us any queries you have

Schedule a call