Abstract

Presiden AS, Barrack Obama, adalah presiden pertama dari warga kulit hitam, sehingga sempat memunculkan harapan bahwa ia akan membuat kebijakan luar negeri yang lebih humanis di AS. Obama berasal dari Partai Demokrat yang gencar mempromosikan demokrasi, humanisme, dan HAM. Namun kenyataannya, selama masa dua periode pemerintahan Obama, AS terus melakukan peperangan terhadap negara-negara Timur Tengah, baik langsung maupun tidak. Artikel ini memunculkan pertanyaan, apa sebenarnya melatarbelakangi kebijakan luar negeri AS di Timur Tengah selama masa pemerintahan Obama. Untuk menjawabnya, digunakan teori wholistic dan rational actor. Temuan artikel ini adalah bahwa secara wholistic Obama memang memiliki perbedaan karakteristik, namun kebijakan luar negeri yang dihasilkannya sama seperti presiden-presiden pendahulunya, yaitu mendahulukan kepentingan ekonomi-politik AS di kawasan daripada menjaga perdamaian.

Full Text
Published version (Free)

Talk to us

Join us for a 30 min session where you can share your feedback and ask us any queries you have

Schedule a call