Abstract

<p>Penelitian berjudul “Karakteristik Seni Lukis Karya Soegeng Toekio”. Fokus penelitian ini adalah mencari karakter seni lukis karya Soegeng Toekio dengan tujuan mengetahui kelemahan dan kekurangan karya Soegeng Toekio beserta karakter lukisannya. Langkah pertama yang dilakukan adalah pengumpulan data dari ketiga sumber informasi yang dipersyaratkan oleh kritik seni holistic yaitu, latar belakang penciptaan karya Soegeng Toekio sebagai informasi genetik, karya seni lukis Soegeng Toekio sebagai informasi obyektif dan tanggapan para penghayat sebagai informasi afektif. Setelah sumber data tersebut terkumpul kemudian dianalisis menggunakan interaksi analisis (sumber informasi genetik dan afektif) dan analisis interpretatif untuk sumber informasi obyektif. Setelah semua data dianalisis kemudian disintesakan dan ditarik kesimpulan yang berkaitan dengan karakteristik seni lukis karya Soegeng Toekio.</p><p>Hasil dari penelitian ini adalah karakter karya Soegeng Toekio bergaya dekoratif figuratif ilustratif, yaitu karya seni lukis dengan gaya dekoratif yang menggunakan cara penggambaran yang diindah-indahkan (stilasi), dengan kekuatan pada figur yang khas komikal dengan bentuk seperti wayang beber. Mengilustrasikan peristiwa tradisi yang diidentifikasi dari pakaian figur manusianya yang kemudian dikontraskan/ dipertentangkan dengan warna-warna popular kekinian.</p><p> </p><p>Kata kunci: Soegeng Toekio, karakteristik, seni lukis, kritik seni, holistik.</p><p><strong> </strong></p>

Highlights

  • Karya Soegeng ToekioSejak kecil Soegeng Toekio hidup dalam dua budaya, di dalam keluarga dia mengenal budaya Jawa dan di luar rumah mengenal budaya Sunda.

  • “Nilai-nilai yang berlaku di keluargaku adalah budaya Jawa.

  • Saat duduk di sekolah rakyat, antara kelas satu sampai kelas tiga, Soegeng Toekio tinggal bersama nenek dan kakeknya, R.

Read more

Summary

Karya Soegeng Toekio

Sejak kecil Soegeng Toekio hidup dalam dua budaya, di dalam keluarga dia mengenal budaya Jawa dan di luar rumah mengenal budaya Sunda. “Nilai-nilai yang berlaku di keluargaku adalah budaya Jawa. Saat duduk di sekolah rakyat, antara kelas satu sampai kelas tiga, Soegeng Toekio tinggal bersama nenek dan kakeknya, R. Selain diajak mendatangi beberapa ritual perayaan budaya Jawa, Soegeng Toekio juga sering diajak menonton pertunjukan wayang orang di gedung Sri Murni yang terletak di daerah Kosambi Bandung. Pertunjukan tersebut selalu dipadati penonton terutama komunitas masyarakat Jawa yang ada di Bandung dan sekitarnya. “Mbah Marto selalu mengajakku melihat wayang orang di gedung Sri Murni. Setiap malam minggu dan hari libur, aku selalu diajak melihat wayang orang. Aku lebih suka melihat simbahku yang kadang-kadang tertawa, tersenyum atau kelihatan sedih. Yang menarik buatku pada saat itu adalah suasana peralihan adegan, layar atau geber yang menghiasi panggung dan kostum pemainnya yang indah”. Yang menarik buatku pada saat itu adalah suasana peralihan adegan, layar atau geber yang menghiasi panggung dan kostum pemainnya yang indah”. (Wawancara Soegeng Toekio, 11 Juli 2016)

Dari dikenalkan pada ritual perayaan dan pesta dalam budaya
Penggunaan medium kain ter
Warna yang digunakan oleh
Karya Soegeng Toekio Sebagai Sumber Informasi Obyektif
Sumber Informasi Afektif
Hal ini juga ditangkap oleh
Tanggapan Subandi lebih me
Tanggapan Bonyong Munni
DAFTAR PUSTAKA
Teori Sosiologi Klasik Sampai
DAFTAR NARASUMBER
Full Text
Published version (Free)

Talk to us

Join us for a 30 min session where you can share your feedback and ask us any queries you have

Schedule a call