Abstract

Pendahuluan: Kelainan refraksi dan presbiopia masih menjadi salah satu penyebab utama gangguan penglihatan dan kebutaan yang berdampak pada penurunan kualitas hidup. Tujuan: Untuk mengetahui karakteristik penderita kelainan refraksi dan presbiopia yang terjaring program pemeriksaan mata berbasis komunitas. Metode: Penelitian dilakukan dengan metode deskriptif melalui pendekatan cross sectional. Data penelitian berupa data sekunder hasil program pemeriksaan mata berbasis komunitas oleh Rumah Sakit Mata Cicendo tahun 2022. Subjek penelitian adalah penderita kelainan refraksi dan presbiopia yang mengikuti program pemeriksaan mata berbasis komunitas dari Januari-Desember tahun 2022. Penentuan sampel menggunakan metode total sampling. Hasil: Sebanyak 810 (35,62%) dari 2.274 orang mengalami kelainan refraksi dan presbiopia. Mayoritas penderita kelainan refraksi dan presbiopia adalah perempuan (67,53%). Kelainan refraksi dan presbiopia paling banyak terjadi pada rentang usia 44-51 tahun (23,46%). Mayoritas subjek mengalami presbiopia (49,38%). Sebanyak 65,19% subjek mengalami gangguan penglihatan dekat akibat presbiopia dan presbiopia disertai kelainan refraksi lain. Presbiopia paling banyak terjadi pada perempuan (32,35%). Mayoritas penderita presbiopia berada pada rentang usia 44-51 tahun (15,8%). Kesimpulan: Proporsi penderita kelainan refraksi dan presbiopia dalam penelitian ini adalah 35,62%. Mayoritas subjek adalah perempuan dengan diagnosis yang paling banyak ditemukan adalah presbiopia. Mayoritas subjek mengalami gangguan penglihatan dekat akibat presbiopia dan presbiopia disertai kelainan refraksi lain.

Full Text
Published version (Free)

Talk to us

Join us for a 30 min session where you can share your feedback and ask us any queries you have

Schedule a call