Abstract

Beras merupakan bahan makanan pokok bagi sebagian besar masyarakat Indonesia. Seiring meningkatnya populasi penduduk, kebutuhan beras turut meningkat. Salah satu bentuk pemenuhan aspek kuantitas adalah peningkatan produksi di kawasan sentra padi sekaligus peningkatan mutu beras. Permasalahan mutu beras di antaranya adalah penerapan GHP (Good Handling Practices) dan GMP (Good Manufacturing Practices) di lokasi penggilingan padi. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji mutu beras yang dihasilkan penggilingan padi dan mengevaluasi tingkat kesesuaian penerapan GHP dan GMP di kawasan Food Estate kabupaten Pulang Pisau, Kalimantan Tengah. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif (pengujian mutu beras) dan metode deskriptif (observasi penerapan GHP dan GMP di lokasi penggilingan). Hasil penelitian menunjukkan bahwa mutu beras dipengaruhi penggilingan dan tingkat kesesuaian penerapan GHP dan GMP. Persentase butir kepala pada penggilingan padi kecil, sedang dan besar berturut-turut: 61.09%; 59.03%; 71.53 % dan cenderung meningkat antara PPK dan PPB. Namun mutu beras tidak memenuhi (TM) kriteria mutu SNI 6128:2020. Tingkat kesesuaian penerapan GHP pada penggilingan padi kecil, sedang dan besar berturut-turut:55.56%; 61.11%; 88.89%. Sedangkan penerapan GMP berturut-turut: 41.03%; 71.79%; 87.18%. Penggilingan padi belum sepenuhnya menerapkan acuan mutu GHP dan GMP secara optimal.

Full Text
Published version (Free)

Talk to us

Join us for a 30 min session where you can share your feedback and ask us any queries you have

Schedule a call