Abstract

Upaya untuk memenuhi kebutuhan area untuk berbagai aktivitas seperti perdagangan, jasa, kegiatan sosial budaya, dan perumahan akan berkonsekuensi pada penggunaan lahan yang tadinya digunakan untuk pertanian menjadi lahan yang telah dibangun. Kapasitas daya dukung lahan pertanian dalam mewujudkan kemandirian dan ketahanan pangan menjadi terancam. Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini adalah (1) mengkaji produktivitas lahan pertanian untuk mendukung swasembada pangan di Kabupaten Sleman; (2) menganalisis daya dukung lingkungan berdasarkan kemampuan lahan untuk pengembangan pertanian di Kabupaten Sleman; (3) merumuskan strategi pengelolaan lingkungan untuk meningkatkan produktivitas lahan pertanian guna mendukung swasembada pangan di Kabupaten Sleman. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan fokus pada analisis wilayah sebagai unit analisis. Metode penghitungan kapasitas daya dukung tanah mengadopsi pendekatan tingkat produktivitas lahan. Hasil penelitian menunjukkan adanya penurunan daya dukung lahan pertanian pada sebagian besar kecamatan di Kawasan Sleman Tengah antara tahun 2016-2021. Pada Kawasan Sleman Tengah Kecamatan Depok menjadi wilayah yang tergolong dalam kelas III dimana tidak mampu untuk swasembada pangan dimana wilayah ini menjadi pusat perekonomian serta di laluli jalan arteri primer. Pengaruh penurunan daya dukung lahan pertanian juga mengarah pada wilayah di sekitarnya, Sebagian besar kecamatan di sekitar nya juga mengalami penurunan daya dukung. Berdasarkan analisis perhitungan daya dukung terlihat hapir seluruh kecamatan di setiap Kawasan mengalami penurunan kelas daya dukung menjadi kelas II dan haya pada Kecamatan Depok dan Turi saja yang selalu pada Kelas III. Penurunan daya dukung yang terjadi dapat di atasi dengan adanya kebijakan RTRW dan LP2B.

Full Text
Published version (Free)

Talk to us

Join us for a 30 min session where you can share your feedback and ask us any queries you have

Schedule a call