Abstract

Hadith scholars are individuals who play an important role in the spread of the Prophetic traditions. in the midst of his people, as an authoritative source after the Qur'an for the complete Islamic legal construct, which was previously discovered and compiled by the Imam of Hadith (mukharrijūn) in their canonical books, like Imam Muḥammad ibn Ismā’īl al-Bukhārī (d. 256 H) in “Ṣaḥīḥ al-Bukhārī” and Muslim Imam ibn al-Ḥajjāj al-Naysābūrī (d. 261 H) in “Muslim Ṣaḥīḥ”, through long tracing from one country to another in order to obtain directly one history from the source. The position of the Hadith scholars in this regard, who are at the spearhead of the spread of the Hadiths after their collection by the Imam of the Hadith, as well as their existence and consistency in guarding the Hadith from various forms of deviation of understanding of the people, become an integral part of an integral circle named Hadith, as a saying of the Prophet, the Rabbis and the Imams.

Highlights

  • Abstrak:Ulama Hadis adalah individu yang memainkan peran penting dalam penyebaran Hadis-hadis Nabi saw. ke tengah-tengah umatnya, sebagai sebuah sumber otoritatif setelah Qur’an bagi konstruk hukum Islam yang paripurna, di mana sebelumnya ditemukan dan dihimpun oleh para Imam Hadis dalam kitab-kitab kanonik mereka, seperti halnya Imam Muḥammad ibn Ismā’īl al-Bukhārī (w. 256 H) dalam “Ṣaḥīḥ al-Bukhārī”dan Imam Muslim ibn al-Ḥajjāj al-Naysābūrī (w. 261 H) dalam “Ṣaḥīḥ Muslim”,melalui pelacakan panjang dari satu negeri ke negeri lainnya demi memperoleh langsung satu riwayat dari sumbernya

  • individuals who play an important role in the spread of the Prophetic traditions

  • who are at the spearhead of the spread

Read more

Summary

Pendahuluan Saat terjadi dekadensi pemahaman terhadap kandungan redaksi Hadis

Nabi saw., ulama hadislah yang dengan sigap dan penuh dedikasi tampil meluruskan hal yang terjadi. Berdasarkan data-data sementara dapat dikatakan bahwa K.H. Ahmad Sanusi adalah ulama yang produktif dalam menulis berbagai bidang ilmu, yang dinilai oleh para peneliti sebagai karya orisinil ulama Nusantara yang bukan merupakan hasil terjemah dari kitab tertentu, khususnya dalam bidang kajian ilmu-ilmu agama.Karenanya, K.H. Ahmad Sanusi juga dikatakan sebagai ulama multi talenta, di mana dirinya menguasai setiap bidang ilmu yang dibahasnya, sehingga memberikan pencerahan dan solusi bagi masyarakatagardapat memahami dan menguasainya dengan lebih mudah. Para ulama menjelaskan bahwa tatakala mereka menilai sebuah Hadis, di mana kualitas Hadis tertentu itu, misalnya, ṣaḥīḥ, atau pun ḥasan, berdasarkan syarat-syarat yang telah terpenuhi secara meyakinkan, maka sejatinya pada saat itu mereka telah men-ṣaḥīh-kan atau meng-ḥasan-kan Hadis seorang sahabat, karenanya dikatakan misalnya “Hadis Abū Hurayrah” dan lainnya, tanpa mendustakannya, atau sengaja merancang pernyataan-pernyataan yang tidak dikatakan oleh Nabi saw. Ahmad Sanusi dalam bidang Hadis dan keilmuannya masih banyak bila dilakukan penelitian lanjutan secara komprehensif, mengingat dari total 125 judul karyanya yang ada di Indoensia, baru 80 judul darinya yang berhasil ditemukan penulis, berarti tersisa 45 judul yang belum ditemukan, ditambah lagi dengan 400 judul yang berada di perpustakaan Leiden Belanda

Kesimpulan Berdasarkan uraian yang telah disampaikan dapat disimpulkan bahwa
Catatan Akhir

Talk to us

Join us for a 30 min session where you can share your feedback and ask us any queries you have

Schedule a call

Disclaimer: All third-party content on this website/platform is and will remain the property of their respective owners and is provided on "as is" basis without any warranties, express or implied. Use of third-party content does not indicate any affiliation, sponsorship with or endorsement by them. Any references to third-party content is to identify the corresponding services and shall be considered fair use under The CopyrightLaw.