Abstract

This study aims to describe the interpenetration process between Christianity and Tribal religion in the Cuci Negeri ritual in Hukurila. The description is based on a strong dialectical process between belief systems to look for forms and give each other values in community rituals. The belief system and public narratives in interpreting this ritual are living texts, which make this study use hermeneutic analysis. From the hermeneutic analysis of the text, the Cuci Negeri ritual that experiences an interpenetration process has given birth to new values in the Hukurila community. The new value then becomes a shared value in the belief system of the Hukurila community. interpenetrasi; agama Kristen; adat; cuci negeri; cuci hati; Hukurila.

Highlights

  • Pendahuluan/Latar Belakang Pengetahuan manusia memungkinkan manusia merealisasikan keinginannya untuk mengetahui segala sesuatu, bahkan juga ingin mengetahui makna keberadaannya di dunia

  • This study aims to describe the interpenetration process between Christianity and Tribal religion in the Cuci Negeri ritual in Hukurila

  • John C., 2018, Sumbangan Paul Ricoeur dalam Proses Berteologi, dalam Jurnal Gema Teologika, Vol 3 No 1, Fakultas Teologi Universitas Kristen Duta Wacana: Yogyakarta Watloly, Aholiab, 2005, Maluku Baru, Bangkitnya Mesin Eksitensi Anak Negeri, Yogyakarta: Kanisius

Read more

Summary

Interpenetrasi Agama Kristen Dan Agama Suku Dalam Ritual Cuci Negeri

2. Merajut Kebersamaan Agama Kristen dan Agama Suku Sampai dengan tahun 1933, upacara cuci negeri hanya dilakukan sekali saja pada saat masyarakat Hukurila bermigrasi dari Batu Bulan. Hal ini karena antara institusi gereja dan institusi adat saling berbenturan dalam pola pemahaman mereka yang berbeda tentang pandangan dunia. Tidak ada yang mempersoalkan apa yang menjadi landasan ideologis dari pelaksanaan cuci negeri, baik itu secara kekristenan maupun dalam pandangan adatis. Cuci negeri adalah salah satu acuan sebagai perlindungan atas alam semesta, merupakan produk dengan kebudayaan anak negeri Hukurila dalam hubungan timbal balik antara yang sakral – yang profan. Integritas keyakinan ini saling memberi makna satu sama lain, mengarahkan pengetahuan, nilai-nilai, dan tindakan anak negeri Hukurila dalam memanfaatkan lingkungan sesuai dengan kebutuhan dan tidak merusaknya, dalam kesadaran bahwa harus dilestarikan keberadaannya. Proses interpenetrasi dalam cuci negeri di Hukurila bukan saling melemahkan nilai satu sama lain, tetapi semakin memperkuat mereka sebagai anak negeri Hukurila dalam totalitas keyakinannya

Cuci Hati

Talk to us

Join us for a 30 min session where you can share your feedback and ask us any queries you have

Schedule a call

Disclaimer: All third-party content on this website/platform is and will remain the property of their respective owners and is provided on "as is" basis without any warranties, express or implied. Use of third-party content does not indicate any affiliation, sponsorship with or endorsement by them. Any references to third-party content is to identify the corresponding services and shall be considered fair use under The CopyrightLaw.