Abstract
Kenagarian Barung Barung Belantai Selatan Kecamatan Koto XI Tarusan merupakan nagari pemekaran tahun 2009 dari kenagarian induk Barung Barung Belantai. Daerah ini memiliki potensi pertanian yang sangat besar seperti tanaman gambir, pala, cengkeh, karet terutama tanaman durian yang melimpah. Melimpahnya potensi ini bisa dilihat disepanjang jalan Padang-Painan, banyak pedagang durian berjejeran, dan ini menjadi daya tarik tersendiri bagi orang yang datang berkunjung ke Pesisir Selatan. Pengunjung pasti singgah untuk sekedar mencicipi rasa buah durian yang terkenal enak dan legit. Setiap panen durian buah melimpah sehingga harga jual durian terkadang menjadi murah. Belum lagi biaya transportasi membawa panen durian dari ladang/perkebunan warga membutuhkan biaya yang besar. Akibatnya warga terkadang membiarkan saja panen durian terbuang sia-sia. Universitas Negeri Padang melaksanakan pelatihan bagi ibu-ibu rumah tangga membuat aneka olahan durian menjadi cake durian dan wingko durian. Wali nagari setempat mengharapkan warga dapat mengolah durian menjadi makanan khas dan oleh-oleh dari daerah ini sehingga mampu meningkatkan ekonomi keluarga serta mendukung pengembangan pariwisata Pesisir Selatan.
Highlights
Kenagarian Barung Barung Belantai Selatan District of Koto XI Tarusan an expansion in 2009 villages of the parent Kenagarian Barung Barung Belantai
rubber especially durian abundant. The abundance of this potential can be seen along the road Padang to Painan
this is the main attraction for people
Summary
Kenagarian Barung-Barung Belantai Selatan Kecamatan Koto XI Tarusan merupakan nagari pemekaran tahun 2009 dari kenagarian induk Barung Barung Belantai. Memanfaatkan potensi panen durian yang melimpah dengan mengolah durian menjadi makanan yang bernilai jual tinggi, sehingga masyarakat dapat memperoleh keuntungan setiap panen durian. Nama ini diambil dari ciri khas kulit buahnya yang keras dan berlekuk-lekuk tajam sehingga menyerupai duri. Jenis-jenis durian lain yang dapat dimakan dan kadangkala ditemukan di pasar tempatan di Asia Tenggara di antaranya adalah lai (D. kutejensis), kerantungan (D. oxleyanus), durian kura-kura atau kekura (D. graveolens), serta lahung (D. dulcis). Pada masa pemasakan terjadi persaingan antarbuah pada satu kelompok, sehingga hanya satu atau beberapa buah yang akan mencapai kemasakan, dan sisanya gugur. Masingmasing ruangan terisi oleh beberapa biji, biasanya tiga butir atau lebih, lonjong hingga 4 cm panjangnya, dan berwarna merah muda kecoklatan mengkilap. Biji terbungkus oleh arilus (salut biji, yang biasa disebut sebagai "daging buah" durian) berwarna putih hingga kuning terang dengan ketebalan yang bervariasi, namun pada kultivar unggul ketebalan arilus ini dapat mencapai 3 cm. Beberapa varietas unggul menghasilkan buah dengan biji yang tidak berkembang namun dengan salut biji tebal (disebut “sukun”) [1]
Talk to us
Join us for a 30 min session where you can share your feedback and ask us any queries you have
Disclaimer: All third-party content on this website/platform is and will remain the property of their respective owners and is provided on "as is" basis without any warranties, express or implied. Use of third-party content does not indicate any affiliation, sponsorship with or endorsement by them. Any references to third-party content is to identify the corresponding services and shall be considered fair use under The CopyrightLaw.