Abstract

Pendahuluan: Gangguan mental emosional seperti stres, cemas, dan depresi saat ini menjadi perhatian global bagi kaum dewasa muda, khususnya pada mahasiswa kedokteran. Kurikulum pendidikan dokter dapat berkontribusi terhadap tingginya prevalensi gangguan mental emosional di kalangan mahasiswa kedokteran yang dapat meningkatkan risiko timbulnya migrain.
 Metode: Penelitian ini merupakan studi potong lintang yang dilakukan di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya (FKIK UAJ) Jakarta dengan menggunakan metode proportional sampling. Stres, cemas, dan depresi dinilai menggunakan kuesioner DASS 42 sedangkan migrain dinilai menggunakan Migraine Screen Questionaire (MS-Q). Data dianalisis menggunakan uji Chi-Square dengan derajat kepercayaan 95%.
 Hasil: Sebanyak 196 mahasiswa yang terdiri dari 98 laki-laki dan 98 perempuan dengan rentang usia 18-21 tahun mengalami stres (41,3%), cemas (57,1%), dan depresi (26,5%). Migrain ditemukan sebanyak (28,1%), responden, di antaranya lebih tinggi pada perempuan (61,8%). Stres, cemas, dan depresi memiliki hubungan yang bermakna dengan kejadian migrain (p<0,01).
 Simpulan: Stres, cemas, dan depresi ditemukan pada mahasiswa kedokteran Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya, dan secara signifikan berhubungan dengan kejadian migrain. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menggambarkan faktor-faktor lain yang dapat memicu migrain seperti faktor hormonal, fisik, dan diet.

Talk to us

Join us for a 30 min session where you can share your feedback and ask us any queries you have

Schedule a call

Disclaimer: All third-party content on this website/platform is and will remain the property of their respective owners and is provided on "as is" basis without any warranties, express or implied. Use of third-party content does not indicate any affiliation, sponsorship with or endorsement by them. Any references to third-party content is to identify the corresponding services and shall be considered fair use under The CopyrightLaw.