Abstract

Prevalensi balita kurang gizi secara nasional minimal 10%, sedangkan di DIY masih 10,28%. Angka gizi buruk di Kota Yogyakarta mengalami kenaikan dari tahun 2010 (1,01%) ke tahun 2011 (1,35%) dan penurunan prevalensi BBLR dari tahun 2010 (5,51%) ke tahun 2012 (4,92%). Status gizi buruk tertinggi ketiga terdapat di Puskesmas Mantrijeron sebesar 1,87% dan diikuti tingginya prevalensi BBLR sebesar 6,42%. Hasil survey awal ditemukan 0,8% anak mengalami gangguan perkembangan dan sebagian memiliki riwayat berat lahir tidak normal. Tujuan untuk mengetahui hubungan status gizi dan berat lahir dengan perkembangan anak usia 30-35 bulan. Metode penelitian analitik dengan pendekatan crossectional. Populasi sebanyak 75 ibu dari anak usia 30-35 bulan. Sampel 42 subjek diambil dengan teknik sampling accidental. Pelaksanaan di Posyandu. Teknik analisis data menggunakan Chi-Square. Jenis skala nominal. Hasil: 40 subjek (95,2%) memiliki status gizi normal dengan berat lahir normal sebanyak 38 subjek (90,5%) dan perkembangan sesuai umur sebanyak 37 subjek (88,1%). Mayoritas subjek yang memiliki status gizi dan berat lahir normal memiliki perkembangan sesuai umur. Tidak ada hubungan status gizi dengan perkembangan anak dengan ρ-value 0,60. Ada hubungan berat lahir dengan perkembangan anak dengan ρ-value 0,01 dan koefisien kontingensi 0,36 kategori tingkat keeratan rendah. Kesimpulan: Ada hubungan berat lahir dengan perkembangan anak dan tidak ada hubungan status gizi dengan perkembangan anak usia 30-35 bulan di wilayah Puskesmas Mantrijeron tahun 2013.

Full Text
Published version (Free)

Talk to us

Join us for a 30 min session where you can share your feedback and ask us any queries you have

Schedule a call