Abstract

Meningkatnya kebutuhan konsumsi air minum telah menyebabkan air olahan DAM (Depot Air Minum) menjadi salah satu preferensi yang popular di kalangan masyarakat. Hal tersebut dikarenakan jumlah depot air minum yang terdapat di Kecamatan Sukmajaya mengalami peningkatan dari tahun 2019-2020 yaitu sebesar 33%. Untuk mempunyai status aman konsumsi, air olahan DAM harus terbebas dari kandungan Coliform. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara higiene sanitasi DAM dengan jumlah Coliform, dengan subjek penelitian DAM di Kecamatan Sukmajaya. Metode penelitian yang digunakan merupakan penelitian observasional analitik dengan menggunakan pendekatan cross-sectional, dengan variabel sanitasi tempat, sanitasi peralatan, dan hygiene penjamah dari populasi penelitian sebanyak 45 unit DAM dengan jumlah sampel yang diambil sebanyak 31 unit DAM. Dengan menggunakan metode observasi dan wawancara dengan lembar checklist yang berpedoman pada Peraturan Menteri Kesehatan No. 43 tahun 2014, hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 31 DAM, terdapat 15 (48,4%) DAM telah memenuhi syarat angka total Coliform, dan 16 (51,6%) lainnya tidak memenuhi syarat angka total Coliform. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara sanitasi peralatan (p=0,001); dan kondisi higiene penjamah (p=0,001) dengan keberadaan bakteri Coliform. Sedangkan pada kondisi sanitasi tempat (p=0,537) tidak terdapat hubungan yang signifikan dengan keberadaan bakteri Coliform. Dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara sanitasi peralatan dan higiene penjamah dengan jumlah coliform air minum olahan DAM. Di lain sisi, variablel sanitasi tempat menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan dengan jumlah coliform air minum olahan DAM.

Full Text
Published version (Free)

Talk to us

Join us for a 30 min session where you can share your feedback and ask us any queries you have

Schedule a call