Abstract
Early exclusive breastfeeding has an important role in reducing the incidence of jaundice, where jaundice is a change in the skin or other organs due to a buildup of bilirubin levels in the blood and an increase in the level of bilirubin in the blood, which is called hyperbilirubinemia. This study aimed to determine the correlation between breastfeeding and the incidence of hyperbilirubinemia infant jaundice at RSIA Puri Bunda Denpasar. This study used a case-control method, comparing the case group with the control group and a retrospective approach. The number of samples was 86 patients' medical record files. The sampling was using purposive sampling through the observation sheet and data analysis using the Chi-Square test. This study showed that exclusive breastfeeding had less incidence of jaundice (16.7% in the case and control groups) while the incidence of jaundice was higher in breastfeeding and formula milk in both the case and control groups. The results of the chi-square statistical test obtained p-value = 0.023, meaning that there was a significant correlation between breastfeeding and the incidence of jaundice in hyperbilirubinemia infants. It is recommended that the hospital be able to educate and socialize early exclusive breastfeeding to patients.
Highlights
Merupakan indikator untuk menentukan derajat kesehatan masyarakat
Manajemen menyusui optimal adalah tindakan pemberian air susu ibu (ASI) pada bayi yang memadai, meliputi: inisiasi menyusu dini pada satu jam pertama, manajemen menyusui (ASI) yang optimal setidaknya 8-12 kali per hari tanpa pemberian air atau makanan tambahan lain, menyusui dengan posisi yang benar sehingga dapat dipastikan transfer ASI
Hasil penelitian didapatkan data rekam medis pada kelompok kasus hanya 1 orang (100%) yang tidak mengalami ikterus dengan pemberian ASI dan Susu Formula, terdapat 7 orang (16,7%) bayi yang mengalami ikterus dengan pemberian
Summary
1093 kasus neonatus yang dirawat, didapatkan 165 (15,09%) kasus dengan ikterus neonatorum (KemenkesRI, 2015). Puri Bunda Denpasar, diketahui bahwa kasus bayi dengan hiperbilirubinemia termasuk urutan terbesar dan terbanyak dijumpai. Manajemen menyusui optimal adalah tindakan pemberian ASI pada bayi yang memadai, meliputi: inisiasi menyusu dini pada satu jam pertama, manajemen menyusui (ASI) yang optimal setidaknya 8-12 kali per hari tanpa pemberian air atau makanan tambahan lain, menyusui dengan posisi yang benar sehingga dapat dipastikan transfer ASI secara efektif; mencegah kehilangan berat lahir kurang dari 8% (Gartner, 2013). Studi pendahuluan yang penulis lakukan pada tanggal 10 Maret sampai dengan 10 April 2020 di Ruang Intensif RSIA Puri Bunda Denpasar, diketahui bahwa kasus bayi dengan hiperbilirubinemia termasuk urutan terbesar dan terbanyak dijumpai. Berdasarkan masalah yang ditemui pada latar belakang diatas maka penulis tertarik untuk meneliti Hubungan Pemberian ASI Dengan Kejadian Ikterus Bayi Hiperbilirubinemia di RSIA Puri Bunda Denpasar.
Talk to us
Join us for a 30 min session where you can share your feedback and ask us any queries you have
Disclaimer: All third-party content on this website/platform is and will remain the property of their respective owners and is provided on "as is" basis without any warranties, express or implied. Use of third-party content does not indicate any affiliation, sponsorship with or endorsement by them. Any references to third-party content is to identify the corresponding services and shall be considered fair use under The CopyrightLaw.