Abstract

Gagal ginjal kronik (GGK) merupakan penyakit terminal yang mempengaruhi kualitas hidup pasien. GGK menimbulkan ketidakseimbangan biologi, psikologi, sosial dan spiritual. Gangguan spiritual dapat berupa hubungan dengan tuhan dan hal-hal seperti kepuasan hidup, arah hidup, dan tujuan hidup. Jika kebutuhan spiritual buruk maka dapat berdampak pada gangguan psikologis berat seperti bunuh diri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pemenuhan kebutuhan spiritual pada pasien gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisa. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode penelitian Deskriptif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien GGK yang menjalani hemodialisa di Ruang Hemodialisa Rumah Sakit Bhayangkara Kota Jambi pada bulan Agustus tahun 2020 yang berjumlah 35 pasien dan pengambilan sampel dilakukan dengan teknik total sampling yaitu berjumlah 35 pasien. Pengumpulan data dilakukan dengan lembar kuesioner dan hasil penelitian dianalisis secara univariat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 31 (88,6%) responden memiliki pemenuhan kebutuhan spiritual berupa religious well-being (RWB) dalam kategori sedang dan terdapat 19 (54,3%) responden memiliki pemenuhan kebutuhan spiritual berupa existential well-being (EWB) dalam kategori rendah pada pasien gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisa. Diharapkan pihak Rumah sakit khususnya perawat yang bertugas di ruang hemodialisa hendaknya membuat program yang mendukung kegiatan spiritualitas secara berkelompok sesuai dengan kepercayaan masing-masing klien (support group). Perawat diharapkan mampu memberikan asuhan keperawatan dengan pendekatan spiritual (spiritual care) dan secara holistic

Full Text
Published version (Free)

Talk to us

Join us for a 30 min session where you can share your feedback and ask us any queries you have

Schedule a call