Abstract

AbstrakKasus KTD pada remaja Kabupaten Pati yang berusia < 17 tahun sebanyak 43,8%, yang berdampak pada pernikahan di usia dini semakin meningkat. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan respon orang tua dan remaja SMP yang mengalami KTD, serta dampak pernikahan di usia dini. Metode penelitian ini adalah kualitatif dengan desain studi kasus. Pengambilan sampel dengan cara purposive dan pengumpulan data menggunakan indepth interview. Informan utama adalah remaja yang mengalami KTD 5 orang. Informan triangulasi orang tua informan 5 orang. Hasil penelitian menunjukan fenomena pernikahan dini membuat orang tua dan remaja tidak takut mengalami kehamilan tidak diinginkan, akibatnya masyarakat yang dahulu menganggap hubungan seks pranikah perilaku yang melanggar norma, sekarang cenderung lebih bisa diterima oleh masyarakat. Orang tua dan remaja yang tinggal didaerah rural memberikan respon untuk menyelesaikan permasalah KTD dengan menikahkan informan. Sedangkan yang tinggal didaerah urban, meminta informan untuk melakukan aborsi, tetapi setelah gagal akhirnya informan dinikahkan. Pernikahan menjadi solusi KTD yang dialami remaja karena masyarakat permisif terhadap pernikahan diusia dini dan budaya dimasyarakat yang menganggap jika kewajiban perempuan hanya disektor domestik, sehingga kodrat perempuan adalah menjadi ibu urmah tangga. Disarankan memberikan informasi kepada remaja dan orang tua tentang dampak pernikahan dini. Pemerintah khususnya DKK Pati bisa lebih memberikan pelayanan kesehatan yang ramah remaja sejak tingkat SMP.Kata kunci : KTD, pernikahan dini, remaja SMPAbstractIn Pati District KTD cases in adolescents aged <17 years as much as 43.8%, which affects the marriage at an early age is increasing. This research aims to describe the response of parents and teens junior who experience unwanted pregnancy, and the effects of marriage at an early age. This research method was qualitative case study design. With a purposive sampling and data collection using in-depth interviews. The main informants were adolescent who experienced unwanted pregnancy 5 people. Informants triangulation parents 5 people. The results showed the phenomenon of early marriage makes parents and teens are not afraid of an unwanted pregnancy, as a result people who previously regarded premarital sex behavior that violates norms, are now more likely to be accepted by society. Parents and teenagers who live rural areas provide a response to resolve the problem by marrying unwanted pregnancy informant. While living urban areas, asking informants to have an abortion, but after failing informant eventually wed. Marriage was a solution unwanted pregnancy experienced by adolescents because of the permissive society towards marriage early age and culture in the community who think if the domestic sector only female duties, so that the nature of women is to be a housewife. Suggested provide information to adolescents and parents about the effects of early marriage. The government particularly Health Provider can further provide youth- friendly health services since the junior level.Keywords: unwanted pregnancy, early marriage, adolescents of junior high school

Full Text
Paper version not known

Talk to us

Join us for a 30 min session where you can share your feedback and ask us any queries you have

Schedule a call

Disclaimer: All third-party content on this website/platform is and will remain the property of their respective owners and is provided on "as is" basis without any warranties, express or implied. Use of third-party content does not indicate any affiliation, sponsorship with or endorsement by them. Any references to third-party content is to identify the corresponding services and shall be considered fair use under The CopyrightLaw.