Abstract

Bank Dunia pada tahun 2014 melaporkan hanya 36% penduduk Indonesia memiliki akses ke lembaga keuangan formal. Angka ini menunjukkan tingkat keuangan inklusif di Indonesia. Masih ada tugas yang harus dilakukan karena pemerintah Indonesia karena Pemerintah bertujuan meningkatkan tingkat keuangan inklusifnya menjadi 70% pada tahun 2019. Survei BPS, yaitu Susenas 2015, memiliki informasi baru tentang profil tabungan rumah tangga. Informasi ini tidak tersedia dalam survei Susenas sebelumnya. Studi ini adalah yang pertama yang menguji faktor-faktor penentu yang menghalangi keluarga dari akses ke layanan keuangan formal, terutama tabungan berdasarkan Susenas 2015. Hasil dari penelitian ini memberikan profil rumah tangga dan mengidentifikasi faktor penentu untuk rumah tangga untuk mengakses lembaga keuangan formal, khususnya tabungan. Dengan menggunakan metode multinomial logit, probabilitas bagi rumah tangga untuk mendapatkan tabungan di lembaga formal dipengaruhi oleh karakteristik demografi seperti usia, jumlah anggota keluarga, tanggungan anak-anak dan orang tua dalam rumah tangga. Pendidikan, pekerjaan, dan sektor lapangan kepala rumah tangga, serta status kredit dan lokasi kepala rumah tangga sebagai faktor penentu bagi kepala keluarga untuk membuka rekening tabungan di lembaga keuangan formal. Temuan penelitian ini sangat penting dalam memberikan rekomendasi kebijakan untuk meningkatkan tingkat keuangan inklusif di Indonesia.

Full Text
Published version (Free)

Talk to us

Join us for a 30 min session where you can share your feedback and ask us any queries you have

Schedule a call