Abstract

At Nanggroe Aceh Darussalam Province, regional domination pattern of sea still very strong grow in fisherman society. Therefore, in their society still functioned Panglima Laot that have the function to : defence and observe the sea for regional exploiting. In this case, the authoritative of Panglima Laot, first, maintaining the sea environment as cooperative ownership ( common heritage). Second, arrange the resource management of the sea. Third, give the sanction to the people that collision to rule of the customary law of the sea. In Implementated their function, Panglima Laot have a lot of constraint, such as : the factor of fishing in sea, institution factor, the earningsinstitute factor, regional boundary factor, human resource factor, factor of the weakness management system in effort fishery, and also factor of supply of the traditional arrest. Kata Kunci : Panglima Laot dan Pengelolaan SDA Laut

Highlights

  • At Nanggroe Aceh Darussalam Province, regional domination pattern of sea still very strong grow in fisherman society

  • give the sanction to the people that collision to rule of the customary law of the sea

  • Panglima Laot have a lot of constraint

Read more

Summary

Faktor Cara Penangkapan Ikan Dilaut

Dalam metode penangkapan ikan dalam perairan Sabang memang terdapat suatu persoalan yang telah lama menjadi masalah yang berat dan tidak kunjung selesai, bahkan persoalan ini sempat dibahas ditingkat komunitas sendiri bahkan sempat diangkat dalam suatu diskusi dengan aparat pemerintah namun sampai dengan saat ini permasalah tersebut tidak juga selesai. Sedangkan di wilayah Pasiran, Balohan Pria Laot dan Beurawang tidak sependapat dengan aturan adat berupa pelarangan penangkapan ikan dengan menggunakan jarring tersebut karena jarring merupakan alat tangkap tradisional sedangkan hukum adat tidak boleh melarang terhadap metode penangkapan secara tradisional, dan disamping itu perselisihan tersebut di pertajam karena adanya dua musim angin di wilayah Sabang ini sehingga menimbulkan pola penangkapan ikan yang tidak menetap, pada saat musim angin timur maka nelayan yang berada di wilayah pantai timur akan berpindah areal penangkapan ikannya ke wilayah barat begitu juga sebaliknya sehingga bagi nelayan-nelayan pasiran, balohan dan Beurawang yang memang sebagian besar adalah nelayan jarring pada saat musim angin barat dimana di bagian pantai barat tidak memungkinkan untuk melakukan penangkapan ikan maka akan berpindah ke wilayah pantai bagian timur yaitu daerah pantai Ie Meulee dan Anoi Itam sedangkan didaerah tersebut saat ini sudah dilarang untuk melakukan penangkapan ikan dengan menggunakan jarring sehingga dalam kondisi seperti itu mereka tidak dapat melakukan aktifitas penangkapan ikannya[2]. Merubah pola penangkapan ikan secara global terhadap para nelayan di wilayah Pasiran, Balohan, Pria Laot, Keuneukai, Paya, Jaboi dan Beurawang untuk beralih kepada metode penangkapan ikan dengan menggunakan pukat sehingga areal penangkapannya berada di daerah laut yang dalam tidak didaerah pantai.[3]

Faktor Kelembagaan Secara kelembagaan lembaga Panglima
Faktor Sistem Manajemen dalam Usaha Perikanan
Full Text
Published version (Free)

Talk to us

Join us for a 30 min session where you can share your feedback and ask us any queries you have

Schedule a call