Abstract

Berdasarkan Profil Kesehatan Indonesia tahun 2017 didapatkan sebesar 46,60% bayi yang mendapatkan ASI eksklusif sampai umur 6 bulan, akan tetapi target pemberian ASI eksklusif secara nasional ialah sebesar 80%. Fasilitas pelayanan kesehatan seperti rumah sakit turut berperan dalam mendukung terwujudnya capaian nasional. Hal ini karena Air Susu Ibu (ASI) eksklusif merupakan makanan yang mengandung nutrisi, hormon, unsur kekebalan pertumbuhan, anti alergi, serta anti inflamasi yang dibutuhkan bagi bayi baru lahir hingga berusia 6 bulan untuk mencukupi seluruh unsur kebutuhan bayi. Tujuan penelitian ialah mengetahui faktor – faktor yang berhubungan dengan pemberian ASI Eksklusif pada ibu Baduta di RSIA Budi Kemuliaan Jakarta. Metode penelitian ialah analitik dengan rancangan cross sectional menggunakan teknik purposive sampling. Subjek penelitian sebanyak 50 responden dengan kriteria ibu yang mempunyai bayi usia 6 – 24 bulan yang merupakan pasien rawat jalan yang berkunjung ke Poliklinik Anak di RSIA Budi Kemuliaan Jakarta. Analisis data dengan menggunakan uji chi-square untuk empat belas variabel independen, dan uji kolmogorov smirnov serta uji regresi logistik untuk satu variabel independen yaitu pengetahuan. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara informasi laktasi dengan nilai p= 0,010 dan OR= 6,781, kondisi kesehatan bayi dengan nilai p= 0,048 dan OR= 5,167, dan dukungan suami dan keluarga dengan nilai p= 0,040 dan OR= 4,571 dengan pemberian ASI eksklusif. Kesimpulan ialah dari lima belas variabel yang di analisis terdapat tiga variabel yang berhubungan yaitu informasi laktasi, kondisi kesehatan bayi, dan dukungan suami dan keluarga.

Highlights

  • PENDAHULUAN Air Susu Ibu (ASI) eksklusif berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 2012 merupakan ASI yang diberikan kepada bayi sejak dilahirkan sampai berusia enam bulan, tanpa menambah atau mengganti dengan makanan atau minuman lain.[1]

  • The results showed that there was significant relationship between lactation information with p-value = 0,010 and OR = 6,781, infant health condition with p-value = 0,048 and OR = 5,167, and husband and family support with p-value = 0,040 and OR = 4,571 with exclusive breastfeeding

  • Hubungan Pelaksanaan Rawat Gabung Dengan Perilaku Ibu Dalam Memberikan Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif di Polindes Harapan Bunda Desa Kaligading Kecamatan Boja Kabupaten Kendal Tahun 2010

Read more

Summary

PEMBAHASAN Faktor Predisposing

1) Umur Hasil penelitian menunjukkan tidak ada hubungan bermakna antara umur ibu dengan pemberian ASI eksklusif.Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang telah dilakukan sebelumnya oleh Nangoy (2013) bahwa tidak terdapat hubungan bermakna antara umur dengan pemberian ASI eksklusif. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa meskipun tidak terdapat hubungan antara cara melahirkan dengan pemberian ASI eksklusif, tetapi secara teori ibu yang melahirkan dengan cara normal lebih memiliki kesempatan besar untuk dapat memberikan ASI eksklusif kepada bayinya dibandingkan dengan ibu yang melahirkan dengan caesar.[34] Hal ini dikarenakan ibu yang melahirkan dengan caesar setelah proses persalinan, ia harus melakukan pemulihan terlebih dahulu sehingga bayi tidak dapat langsung disusukan ibu.[27] Akan tetapi ibu yang melahirkan dengan cara caesar tetap dapat memberikan ASI kepada bayi jika terus berusaha untuk menyusui bayi agar merangsang produksi kelenjar ASI. KESIMPULAN Faktor-faktor berhubungan dengan pemberian ASI eksklusif pada ibu baduta di RSIA Budi Kemualiaan pada penelitian ini hanya berasal dari faktor pemungkin (informasi laktasi, kondisi kesehatan bayi) dan faktor penguat (dukungan suami dan keluarga)

DAFTAR PUSTAKA
Asi Eksklusif Di Wilayah Kerja
Pendidikan Ibu dengan Keberhasilan
Full Text
Published version (Free)

Talk to us

Join us for a 30 min session where you can share your feedback and ask us any queries you have

Schedule a call