Abstract

The community in Pedawa village, sub-district Banjar, districts Buleleng knows the term marriage they call with 'melaib' which is a local term which means to marry. Every man in Pedawa village who is married is obliged to make Sanggah Kemulan Nganten which is manifested in a series of wedding ceremonies. Sanggah Kemulan Nganten or also called sanggah tiing (a place of worship it made from bamboo) is a pelinggih (place of worship) symbol of the part of a new household from the individual. This study refers to understand and identify the process of the realization of Sanggah Kemulan Nganten in the marriage ceremony in the Pedawa village and, to find out and identify the meaning of Sanggah Kemulan Nganten in the life of the Pedawa village. The results of the study show that Sanggah Kemulan Nganten must be made by men. This refers to harmonize the household and block from the disease. Mandatory ceremony to establish Sanggah Kemulan Nganten is ngamputang lis. The meaning of religion from Sanggah Kemulan Nganten is to establish the belief in the existence of supernatural powers from Sanggah Kemulan Nganten. The meaning of solidarity from Sanggah Kemulan Nganten is participation and community support in the activities of establishing Sanggah Kemulan Nganten. The cultural meaning of Sanggah Kemulan Nganten is namely the pedawa village community,believes in local traditions or culture, which is in accordance with the mandate that has been passed down by generations of pedawa village ancestors.

Highlights

  • Abstrak Masyarakat di Desa Pedawa, Kecamatan Banjar, Kabupaten Buleleng mengenal istilah perkawinan dengan sebutan melaib yang merupakan istilah lokal yang berarti kawin

  • Every man in Pedawa village who is married is obliged to make Sanggah Kemulan Nganten which is manifested in a series of wedding ceremonies

  • Sanggah Kemulan Nganten or called sanggah tiing is a pelinggih symbol of the part of a new household from the individual

Read more

Summary

Info Article Received Accepted Publised

Eksistensi Sanggah Kemulan Nganten dalam Upacara Perkawinan Masyarakat Desa Pedawa | 307 mendirikan Sanggah Kemulan Nganten yaitu ngampuntang lis. Setiap laki-laki yang menikah dengan perempuan dari dalam maupun luar Desa Pedawa harus mendirikan sanggah kemulan nganten dan juga harus ikut ngelinggihang (menempatkan) sung-sungan bhatara dari pihak istri dalam sanggah kemulan ngantennya tersebut. Berdasarkan hal tersebut dan pemaparan yang telah disampaikan sebelumnya, maka fenomena ini menarik untuk dikaji dalam sebuah penelitian yang berjudul, “Eksistensi Sanggah Kemulan Nganten Dalam Upacara Perkawinan Masyarakat Desa Pedawa”. Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka permasalahan yang dapat dirumuskan sebagai berikut: Bagaimana proses terwujudnya sanggah kemulan nganten dalam upacara perkawinan masyarakat Desa Pedawa, Kecamatan Banjar, Kabupaten Buleleng?. Adapun tujuan yang dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Untuk mengetahui dan mengidentifikasi proses terwujudnya sanggah kemulan nganten dalam upacara perkawinan masyarakat Desa Pedawa. Kepustakaan dan analisis data juga dilakukan untuk mendapatkan informasi yang mendalam tentang fenomena sosial budaya masyarakat bersangkutan

HASIL DAN PEMBAHASAN
Kemulan Nganten
Kemulan Nganten sudah berdiri maka akan dilaksanakan upacara untuk
Adat Jawa Di Desa Sukomanah
Upacara Usaba Kawulu di Desa
Full Text
Published version (Free)

Talk to us

Join us for a 30 min session where you can share your feedback and ask us any queries you have

Schedule a call