EKSISTENSI PERTUNJUKAN DAN KONSEP DALAM BERKARYA SOLO BEATBOX COMMUNITY

Tantri Nindyas Wari

doi:10.33153/sorai.v12i1.2620

Abstract

The music carried by the Solo Beatbox Community has its own attraction in the form of a musical imitation of a show. Imitating the sound of musical instruments with mouth, i.e. playing music without using real musical instruments, the sound produced was almost indistinguishable to that of the original instrument. This uniqueness raises the aspects regarding the existence of the group’s performances whose by all means are inseparable from the works presented to the audience. Social media plays an important role in the development of their community, from promotions to publications on the Solo Beatbox Community. In order to get their stage, the Solo Beatbox Community uses the gethok tular (‘word of mouth’, ‘viva voice’) method to facilitate their access toward the upcoming shows. Member regeneration is also one of the efforts to prevent this community from dying out. They have elements in the conceptualization of their work that is based on the type and concept of the event in question, as well as the musical trends that are popular with the public. This triggered the existence of the Solo Beatbox Community show.Keywords: Solo Beatbox Community, The concept of creating Solo Beatbox Community.

Highlights

Belakangan ini masyarakat mengenal jenis musik baru yang disebut Beatbox
The music carried by the Solo Beatbox Community has its own attraction in the form
This uniqueness raises the aspects regarding the existence of the group's performances

Summary

Awal Mula Terbentuknya Solo Beatbox Community

Solo Beatbox Community dibentuk atas dasar ketertarikan beberapa pemuda di Kota Solo khususnya terhadap musik Beatbox. Dobby menjelaskan bahwa mereka merasa belum lengkap karena tidak adanya musik yang mengiringi ketika sedang freestyle (rap), karena pada umumnya Rap memang identik dengan iringan berupa musik Hip Hop selain itu Rap juga merupakan salah satu cabang dari budaya Hip Hop. Untuk mengatasi keganjilan tersebut mulailah salah satu dari mereka yakni Erwin untuk mencoba mempelajari Beatbox yang juga merupakan cabang dari budaya Hip Hop sebagai pengganti dari alat musik Dj yang memang diperuntukan dalam pertunjukan Hip Hop yakni Rap maupun Breakdance. Dengan begitu semakin banyak pula peminat beatbox di kota Solo ini, maka dari itu fokus mereka menjadi berubah, dari yang awalnya merupakan sebuah grup bernama Beatboxchestra menjadi Komunitas bidang Beatbox yakni Solo Beatbox Community sekaligus menjadi komunitas beatbox tertua karena merupakan komunitas beatbox pertama di kawasan Jawa Tengah dan Jogjakarta. Tak sedikit media yang mulai meliput mereka, diantaranya adalah koran Solopos pada tahun 2013 dengan judul “Komunitas Solo Raya: Solo Beatbox Membeatbox-an Solo” pada tahun 2013, dan Solopos Tv pada tahun yang sama

Strategi Publikasi Solo Beatbox Community

Bentuk Pertunjukan Solo Beatbox Community Sebagai Front Stage Presentation

Proses Pengkonsepan Solo Beatbox Community dalam Karyanya

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR NARASUMBER