Abstract

Oil palm plantation has a high potency to absorb carbon. Limited observed data and expensive instrumentations to measure the absorbed carbon have caused an inaccurate estimation of carbon storage from oil palm. The objectives of this research were to develop a CO2 absorption model, and to calculate the carbon cycle based on climate factors and plant age. CO2 absorption was derived from gross primary production (GPP) and net primary production (NPP), which were ​​based on solar radiation. From NPP we derived net ecosystem exchange (NEE) by calculating the difference between NPP and soil respiration. Our results showed that age of oil palm has influenced the CO2 absorption from 9.8 (1 year) to 117 tons ha-1 year-1 (19 years), with average of 86.5 tons ha-1 year-1 (over 25-year life cycle). We validated our NPP model with biomass that indicated a very good performance of the model with R2 0.95 and RMSE 1.81. Meanwhile, the performance of NEE model was slightly lower (R2 0.71 and 0.72, for wet and dry conditions), but the model had a similar pattern with the measured NEE. Based on the model performance, the findings imply that the model is useful to estimate CO2 absorption, where there is no eddy covariance measurement. This research suggests that carbon modeling will contribute to global terrestrial carbon modeling.

Highlights

  • Oil palm plantation has a high potency to absorb carbon

  • Karakteristik vegetasi seperti tinggi batang, diameter batang, dan jumlah kelapa sawit per hektar yang diperoleh dari pengukuran lapang digunakan untuk estimasi biomassa menggunakan persamaan allometrik

  • Dimana BPP adalah biomassa pelepah pemangkasan, PP adalah jumlah pelepah pemangkasan satu pohon setiap tahun, PD adalah jumlah kelapa sawit per hektar, dan berat kering pelepah (BKP) adalah berat kering satu pelepah (Henson and Chai 1997)

Read more

Summary

BAHAN DAN METODE Wilayah Kajian

Wilayah kajian penelitian ini berada di perkebunan PT. Perkebunan Nusantara VI, Batanghari, Provinsi Jambi, Indonesia. Sistem eddy covariance dan instrumen mikrometeorologis dipasang di menara pada beberapa ketinggian di perkebunan kelapa sawit dewasa umur 18 tahun. Karakteristik vegetasi seperti tinggi batang, diameter batang, dan jumlah kelapa sawit per hektar yang diperoleh dari pengukuran lapang digunakan untuk estimasi biomassa menggunakan persamaan allometrik. Alat dan Instrumentasi Lapang Monitoring parameter mikrometeorologi di lokasi penelitian dengan sistem eddy covariance menggunakan instrumen sebagai berikut: (i) sensor radiasi matahari (gelombang pendek dan gelombang panjang), (ii) sensor suhu udara yang dipasang di atas atau di bawah kanopi, (iii) sensor kelembaban, (iv) sensor arah angin, dan (v) sensor kecepatan angin yang dipasang di menara pada berbagai ketinggian. Wscalar tahunan yang diperoleh digunakan untuk menghitung nilai rerata σWscalar menggunakan Persamaan (3) pada tiap umur (nilai σWscalar harian dalam model menggunakan nilai rerata tahunan).

Wscalar exp
Jumlah kelapa sawit per PD phn hektar
Perhitungan Biomassa di atas Permukaan dan di bawah Permukaan
Perhitungan Biomassa Pelepah Hasil Pemangkasan dan Buah Tandan
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hubungan LAI dan fAPAR Terhadap Umur Kelapa Sawit
Indikator Statistik
DAFTAR PUSTAKA
Environmental Study in an Oleochemical
Practices in Developing Sustainable Farmland
Full Text
Published version (Free)

Talk to us

Join us for a 30 min session where you can share your feedback and ask us any queries you have

Schedule a call