Abstract

This study aims to describe the predominance of code-mixing of seller's and buyer's ethnic languages in Jambi Malay which includes the form of code-mixing, the causes of code-mixing, and the source ethnic language that contributes to code-mixing. The data are words, phrases or utterances spoken by sellers and buyers in the Angso Duo Jambi traditional market obtained by listening, speaking, note-taking and recording techniques and then analyzed using intralingual and extralingual comparison techniques. The result is: the form of code mixing in Jambi Malay consists of five word categories, namely the verb category (12%), the adjective category (18%), the numeral category (9%), the interrogative category (9%), and the greeting noun category. (34%). The categories of forms of code mixing come from five other regional languages, namely Minangkabau (46%), Javanese (22%), Batak (19%), and Bugis (12%). Events of code mixing occur because of the habit of speakers using language in casual situations (58%), because they already know/familiarize each other (21%), and because of intentionality for the purpose of obtaining certain benefits (15%). The results also show that the most dominant code-mixed word category in Jambi Malay is greeting nouns (58%), while the most dominant code-mixed ethnic language in Jambi Malay is Minangkabau language (46%) and the most dominant cause of code mixing is due to the habit of speakers using language in casual situations (58%). AbstrakPenelitian ini bertujuan mendeskripsikan dominasi campur kode bahasa etnis penjual dan pembeli dalam berbahasa Melayu Jambi yang mencakup wujud campur kode, faktor penyebab terjadinya campur kode, dan bahasa etnis sumber penyumbang campur kode. Datanya adalah kata, frasa, atau ungkapan yang dituturkan oleh penjual dan pembeli di pasar tradisional Angso Duo Jambi diperoleh dengan teknik simak, cakap, catat, dan rekam kemudian dianalisis dengan teknik padan intralingual dan ekstralingual. Hasilnya adalah: wujud bentuk campur kode dalam bahasa Melayu Jambi terdiri atas lima kategori kata, yaitu kategori verba (12%), kategori adjektiva (18%), kategori numeralia (9%), kategori introgativa (9%), dan kategori nomina penyapa (34%). Kategori wujud bentuk campur kode tersebut bersumber dari lima bahasa daerah lain, yaitu bahasa Minangkabau (46%), bahasa Jawa (22%), bahasa Batak (19%), dan bahasa Bugis (12%). Peristiwa campur kode terjadi karena kebiasaan penutur menggunakan bahasa dalam situasi santai (58%), karena sudah saling kenal/akrab (21%), dan karena kesengajaan untuk tujuan memperoleh keuntungan tertentu (15%). Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa kategori kata yang paling dominan bercampur kode dalam berbahasa Melayu Jambi adalah nomina penyapa (58%), sedangkan bahasa etnis sumber campur kode yang paling dominan dalam bahasa Melayu Jambi adalah bahasa Minagkabau (46%) dan yang paling dominan penyebab terjadinya campur kode adalah karena kebiasaan penutur menggunakan bahasa dalam situasi santai (58%).

Full Text
Published version (Free)

Talk to us

Join us for a 30 min session where you can share your feedback and ask us any queries you have

Schedule a call