Abstract

This study aims to critically analyze the female identity discourse articulated by the Indonesian Muslim Women’s magazine. Preceded by the emergence of a significant problem during the process of modernization, Indonesia has experienced the transformation of religious values from ideology toward commercialization of spirituality reflected in their lifestyle. The constellation of media discourse creates a meaning transformation on how identity is performed and how a Moslem is in contemporary Indonesia. This study applies a discourse analysis perspective by Michael Foucault. The data were gathered from a collection of visual and textual discourse obtained from three Moslem women’s magazine, Alia, Ummi and Noor. The data analyzed include pictures, words, and phrases as a marker of female identity as a Moslem. The results of this study indicate that the female identity as a Moslem in Indonesia is not an absolute thing. Even though the teaching is from the same scripture, the interpretation of female identity, its nature and its realm becomes plural as there was a lot of discussion and arguments Permalink/DOI: dx.doi.org/10.17977/um015v45i12017p086

Highlights

  • This study aims to critically analyze the female identity discourse articulated by the Indonesian Muslim Women’s magazine

  • Kajian budaya sering menjelajahi bagaimana culture menghasilkan, mereproduksi, atau bahkan mendekonstruksi praktik-praktik budaya yang telah tertanam dan dianggap taken for granted menjadi lebih progresif dalam kerangka subkultur

  • 2008.Foucault, Technologies of Self, and the Media: Discourses of Femininity in Snowboarding Culture, Journal of Sport & Social Issues, 32(2), pp

Read more

Summary

HASIL DAN PEMBAHASAN Narasi Visual Sampul Depan

Pada bagian ini dibahas mengenai narasi visual yang muncul dari sampul depan majalah yang digunakan sebagai sumber data. Artikulasi diskursus yang dimunculkan dalam bahasa penuh emosi tersebut menarasikan ketidaksetujuan Aulia terhadap transformasi identitas istri dan ibu yang mengarah pada kesetaraan gender. Noor menawarkan tafsiran alternatif pada kodrat yang diemban perempuan dengan memberikan porsi lebih pada pemberdayaan diri dan berusaha keras pada jalan hidup yang telah dipilih tanpa mengindahkan posisi pribadinya sebagai istri maupun ibu. Nilai lebih diberikan Noor pada perempuan yang sukses di ranah publik, maka dari itu, bukannya lebih banyak membahas mengenai isu-isu perempuan beserta dalilnya seperti yang dilakukan oleh Aulia, Noor lebih menghadirkan tokoh-tokoh perempuan yang dianggap inspirasional dengan pencapainnya di ruang publik Begitu banyak akulturasi budaya yang dipraktikkan masyarakat Indonesia dalam kesehariannya sehingga menyebabkan pendefinisian syari’at Islam serta praktiknya pun menjadi berbeda

KESIMPULAN DAN SARAN
DAFTAR RUJUKAN

Talk to us

Join us for a 30 min session where you can share your feedback and ask us any queries you have

Schedule a call

Disclaimer: All third-party content on this website/platform is and will remain the property of their respective owners and is provided on "as is" basis without any warranties, express or implied. Use of third-party content does not indicate any affiliation, sponsorship with or endorsement by them. Any references to third-party content is to identify the corresponding services and shall be considered fair use under The CopyrightLaw.