Abstract
Demam Chikungunya adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh virus Alphavirus dari familia Togaviridae dengan gejala postur penderita yang membungkuk akibat nyeri sendi hebat (arthalgia). Penyakit Chikungunya dapat ditularkan ke manusia melalui nyamuk vektor Aedes aegypti. Kejadian Luar Biasa (KLB) Chikungunya di Indonesia pertama kali dilaporkan pada tahun 1973 di Samarinda dan kemudian menyebar ke berbagai wilayah lainnya. Data surveil menunjukkan hampir setiap tahun terjadi KLB di berbagai wilayah di Indonesia. Pada tahun 2013 terjadi kejadian KLB Chikungunya di Purwokerto Utara, khususnya wilayah Bancarkembar dan Grendeng. Hingga saat ini belum ditemukan obat ataupun vaksin untuk mencegah penyakit Chikungunya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui infeksi virus Chikungunya pada nyamuk dewasa Ae. aegypti. Penelitian ini dilakukan dengan metode survei dengan pengambilan sampel menggunakan teknik purposive Parameter yang diamati adalah positif nyamuk yang terinfeksi virus Chikungunya. Analisis data secara deskriptif dengan mengamati kemunculan pita DNA pada UV Transilluminator. Hasil penelitian menunjukkan bahwa amplikon cDNA CHIKV tidak terdeteksi dengan metode Two step RT-PCR.
 Kata Kunci : Aedes aegypti, Chikungunya, DNA, Vektor
Highlights
Abstrak Demam Chikungunya adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh virus Alphavirus dari familia Togaviridae dengan gejala postur penderita yang membungkuk akibat nyeri sendi hebat
Selanjutnya dilakukan spining down sampai tidak ada sampel/reagen yang tertinggal menempel di dinding tabung
Chikungunya fever : an epidemiological review of a re-emerging infectious disease
Summary
Selanjutnya ke dalam eppendorf 1.5 ml steril ditambahkan 200 μI larutan sampel nyamuk, 20 μI Proteinase K dan 200 μl working solution (yang baru disiapkan sesaat sebelumnya) lalu divortex selama 15 detik hingga homogen, kemudian diinkubasi 15 menit pada suhu 56° C dan disentrifugasi dengan kecepatan rendah. Selanjutnya ditambahkan 5000 μl Wash Buffer dan disentrifuse selama 1 menit pada 6800x g, lalu filtrat dan collection tube dibuang, kemudian dipasangkan viral spin column pada wash tube baru. Selanjutnya ditambahkan lagi 500 μl Wash Buffer dan disentrifuse selama 1 menit pada 6800x g, filtrat dan collection tube dibuang, kemudian dipasangkan viral spin column pada wash tube baru, filtrat dibuang dan disentrifuse kembali selama 1 menit pada kecepatan maksimum (13000x g). Collection tube dibuang dan viral spin column dipasang ke dalam eppendorf 1.5 ml steril dan ditambahkan 50 μl RNAse free water lalu diinkubasi selama 1 menit pada suhu ruang (25° C). Viral spin column dibuang dan RNA virus siap digunakan untuk PCR
Talk to us
Join us for a 30 min session where you can share your feedback and ask us any queries you have
Disclaimer: All third-party content on this website/platform is and will remain the property of their respective owners and is provided on "as is" basis without any warranties, express or implied. Use of third-party content does not indicate any affiliation, sponsorship with or endorsement by them. Any references to third-party content is to identify the corresponding services and shall be considered fair use under The CopyrightLaw.