Abstract

<p>Cancer is not a contagious disease but can cause death, especially in children. Cancer that primarily affects children is leukemia with the number of about 25 to 30% of all types of cancer that affects all children in Indonesia. Common type of leukemia in children is acute lymphocytic or lymphoblastic leukemia (ALL) with a percentage of 82% and acute myelocytic leukemia (AML) by 18%. The role of parents in caring for sick children ALL is not easy, a lot of problems that will occur during the care of children who ALL, either of themselves, their families and the environment. Coping with stress is necessary to handle problems that occur during the care for ALL children. Researchers conducted<br />qualitative research with interviews of five parents who have children with acute lymphocytic leukemia. The data obtained showed that the main source of stress experienced came from a family that is the condition of a sick child, then the source of the stress from the environment and self. Symptoms of stress<br />experienced by the whole subject is prolonged fear and sadness. The whole subject S, RS, ME, DM, and NP using problem focused coping that are planful problem solving, seeking social support and coping confrontative. All subjects also use emotion focused coping. The whole subject of S, RS, ME, DM, and NP<br />using self control, accepting responsibility, and positive reappraisal. Only the subject of RS, ME, NP which uses distancing.</p>

Highlights

  • Penyakit kanker bukan penyakit menular namun dapat menyebabkan kematian terutama pada anak-anak

  • 30% of all types of cancer that affects all children in Indonesia

  • easy, a lot of problems that will occur during the care of children

Read more

Summary

Gejala Stres Menurut Terry Beehr dan John

Newman (Taylor, 2006 dalam Rustiana, dkk, 2012), gejala stres dibagi dalam tiga aspek yaitu : a. Meliputi menunda atau menghindari pekerjaan, penurunan prestasi dan produktivitas, meningkatnya penggunaan minuman keras dan mabuk-mabukan, perilaku sabotase, meningkatnya frekuensi absen (misalnya di kantor), perilaku makan yang tidak normal (kebanyakan atau kekurangan), kehilangan nafsu makan dan penurunan berat badan secara drastis, meningkatnya kecenderungan perilaku berisiko tinggi (seperti kebutkebutan & berjudi), meningkatnya agresivitas dan kriminalitas, penurunan kualitas hubungan interpersonal dengan keluarga dan teman dan kecenderungan untuk bunuh diri. Coping juga di definisikan sebagai strategi yang digunakan individu untuk mengelola masalah menyedihkan dan emosi dalam hidup mereka (Brannon, dkk, 2014). Emotion-focused coping, meliputi: a) Distancing adalah usaha yang dilakukan untuk menjauhkan diri dari situasi yang penuh tekanan. D) Escape Avoidance adalah menghindari masalah dengan berandai-andai atau usaha untuk lari dari masalah atau situasi dengan dialihkan kepada kegiatan lain, seperti makan, rokok, minum-minuman keras, memakai narkoba, atau mengkonsumsi obat terlarang. Emotion-focused coping, meliputi: a) Distancing adalah usaha yang dilakukan untuk menjauhkan diri dari situasi yang penuh tekanan. b) Self Control usaha untuk mengontrol perasaan atau tindakkan yang dilakukan. c) Accepting Responsibility adalah mengakui peran diri sendiri dalam masalah yang dihadapi. d) Escape Avoidance adalah menghindari masalah dengan berandai-andai atau usaha untuk lari dari masalah atau situasi dengan dialihkan kepada kegiatan lain, seperti makan, rokok, minum-minuman keras, memakai narkoba, atau mengkonsumsi obat terlarang. e) Positive Reappraisal adalah mencari makna positif dari pengalaman yang dihadapi dan fokus pada pengembangan diri

Anak dengan Leukemia Limfositik Akut
HASIL DAN PEMBAHASAN
Findings
SIMPULAN DAN SARAN
Full Text
Published version (Free)

Talk to us

Join us for a 30 min session where you can share your feedback and ask us any queries you have

Schedule a call