Abstract

This study explains how the Chinese in Surakarta have established themselves to convert to Islam. While in other big cities there are already associations to accommodate Chinese Moslem people, but in Surakarta, which is a big city, there is no forum to gather these people. This study uses four main steps of the historical method, namely: (1) heuristics, (2) source criticism, (3) interpretation, and (4) historiography. The result of this research is that the Chinese descent converted to Islam due to three reasons, the first is because of marriage, the second is guidance, and the third is because they follow the religion of their parents or are Muslim since birth. Although there is no PITI (Indonesian Chinese Islamic Association) in Surakarta, in Surakarta there is an organization called Mualaf Center Soloraya, this organization can be used to add Islamic insight to people who have converted to Islam.

Highlights

  • Penelitian ini menjelaskan mengenai bagaimana etnis Tionghoa yang ada di Surakarta memantapkan dirinya untuk berpindah agama menjadi Islam

  • This study explains how the Chinese in Surakarta have established themselves to convert to Islam

  • The result of this research is that the Chinese descent converted to Islam due to three reasons, the first is because of marriage, the second is guidance, and the third is because they follow the religion of their parents or are Muslim since birth

Read more

Summary

Dari Pedagang Kain ke Pendiri Pabrik Textile

Beliau mempunyai istri yang bernama Sie Lee Hwiee dengan nama Indonesia Susyana, dan mempunyai 5 orang anak. Lukminto memulai karirnya dengan bermodalkan uang 100.000 rupiah yang diberikan oleh ibunya, ia mengelolanya dengan berdagang di Pasar Klewer. Dari uang 100.000 rupiah yang diberikan oleh ibunya tersebut, ia pergi ke Semarang dan Bandung untuk dibelanjakan beberapa kain belaco.[20] Sepulang dari Semarang dan Bandung, lalu ia menjual kain tersebut ke Pasar Kliwon, Pasar Klewer, dan beberapa pabrik batik rumahan dari pagi hingga petang. Singkatnya, usaha yang dibangun oleh Lukminto ini membuahkan hasil lalu ia membangun pabrik tekstil untuk memperluas usahanya yang bernama PT. Dan pada tahun 1995, Lukminto memantapkan dirinya untuk berpindah agama menjadi Islam, hal ini dilatarbelakangi oleh suatu mimpi yang menggambarkan bahwa Lukminto diminta untuk melakukan Sholat oleh sahabatnya. Kontribusi Lukminto terhadap Islam sangatlah besar salah satunya adalah ia mengumrohkan banyak karyawannya setiap tahunnya, Lukminto juga membangun pondok pesantren Lailatul Qadr bersama sahabatnya, tidak hanya itu saja, Lukminto juga membangun Masjid dan membangun SMK Tekstil gratis yang berada di Sukoharjo

Batik Keraton Mendunia Garapan Tionghoa muslim
Rio Haryanto
Kwa Kee Liang
Heksa Koes Raharjo Bambang Sasmoyo Suryoningrat
Roni Herianto
Basuki Rahmat
Yanni Hanifah Nasution
DAFTAR PUSTAKA

Talk to us

Join us for a 30 min session where you can share your feedback and ask us any queries you have

Schedule a call

Disclaimer: All third-party content on this website/platform is and will remain the property of their respective owners and is provided on "as is" basis without any warranties, express or implied. Use of third-party content does not indicate any affiliation, sponsorship with or endorsement by them. Any references to third-party content is to identify the corresponding services and shall be considered fair use under The CopyrightLaw.