Abstract

A study on the flower biology on keladi tikus (T. flageliforme) was conducted to uncover if its spathe inhibitspollination from external pollen resources and causes very low fruit set. The spathe box closely envelopes thesexually vital properties of its inflorenscence. Observation was carried out on some plant clump grown on someuniform potting. A hole was made with scalpel about 4 x 5 mm on a side of the spathe to break its isolation. Somenearer flowers in same clump were left without treatment at all as experimental control. Parameter observed waspresence or absence of seeded fruit setting on spadix. The study result showed that almost all treated flowerspadix per potting, set seeded fruits significantly higher (63, 69 ± 37, 64) than that of controls (3, 57 ± 9, 45) so it isa great possibility that spathe can inhibit partially fruit set. Flower structure and its reproductive phenology werealso described.

Highlights

  • PENDAHULUAN Keladi tikus (Typhonium flagelliforme (Lodd) Blume), merupakan salah satu jenis suku Araceae, yang akhir-akhir ini banyak menarik perhatian karena dipercaya dapat bermanfaat sebagai tumbuhan obat anti kanker, meskipun belum jelas keberadaan senyawa aktifnya

  • on some plant clump grown on some uniform potting

  • Some nearer flowers in same clump were left without treatment

Read more

Summary

Item fenologis bunga

Ketiga propertis tersebut terbungkus oleh kelopak atau seludang berbentuk bungkus membulat (kotak seludang) sedemikian sehingga diperkirakan tidak ada hubungan langsung dengan lingkungan luar, kecuali melalui satusaatunya celah kecil yang terdapat di bawah mousetailnya atau di atas kelompokan bunga jantan tapi diperkirakan tidak bisa dimasuki oleh serangga. Penelitian terdahulu tentang diversitas morfologi bagian tubuh di atas tanah (shoot) dari marga Typhonium menunjuk kan bahwa T. flagelliforme termasuk jenisjenis kelompok B2 dengan type batang C atau D yang mempunyai plasenta basalis, jumlah bakal biji rendah dan bunga-bunga steril hanya terdapat pada areal antara bunga jantan dan bunga betina (Murata 1990). Berdasarkan kondisi serbuksari yang kering dan posisi kelompok bunga-bunga jantan yang segaris vertikal dengan kelompok bunga-bunga betina, ada kemungkinan besar penyerbukannya difasilitasi oleh air hujan atau tetesan air yang lain dan mouse-tailnya berperan menuntun aliran air hujan kedalam kotak seludang namun perlu penelitian lebih jauh untuk membuktikan asumsi ini.

SS CTRL
DAFTAR PUSTAKA
Full Text
Published version (Free)

Talk to us

Join us for a 30 min session where you can share your feedback and ask us any queries you have

Schedule a call