Abstract

Banyol panakawan is a form of sempal kapiguyon, because in essence the meaning of sempal kapiguyon is to entertain the figures of the knights or ponggawa among them. Because a panakawan figure is a character that describes a person who always accompanies and entertains his employer. However, in this day and age, the function of gagging has become very significant because it is so coveted and becomes a dish that is so intriguing for the audience. This is very much in line with the function of panakawan in general, namely as a medium for educators, lighters, and entertainers. Panakawan figures are also often used as a medium for expressing the soul of the puppeteers who play them, because jokes will continue to develop and in different ways in each place or region. As for the theory used in writing this time, namely the theory of humor from Thornos and Powell (1993) using a qualitative approach, literacy sources used include interviews, literature study, and observation. The case study carried out is the Karawang gagrak which has its own characteristics from time to time, including in the days of R.H Tjetjep Supriadi, Ujang Mukhtar, and Apep As Hudaya, which have a distinction and packaging in their own humor.

Highlights

  • PENDAHULUAN Banyol berarti juga guyon atau humor, dalam dunia padalangan banyol termasuk ke dalam 12 tetekon padalangan, hal tersebut mengidentifikasikan bahwa seorang dalang juga harus menguasi unsur banyol, baik secara spontan, ataupun banyolan yang telah di pola

  • Panakawan adalah pamong yang tanggap ing sasmito lan limpat ing grahito (Sri Mulyono, 1982: 68)

  • R.H Tjetjep Supriadi dalam lakon Nurkala Kalidasa mengindikasikan bahwa Tjejep mengambil konsep banyol satire/menak, banyol satire juga bisa disebut banyol tingkat tinggi yang membuat penontonnya tidak hanya ketawa tetapi lebih ke membawa penonton untuk berfikir lalu tertawa, hal tersebut terpengaruh oleh background lingkungan seorang R.H Tjetjep yang kala itu pernah menjabat sebagai anggota DPRD Kab. Karawang yang memang lebih sering bergaul dengan orang – orang pemerintahan

Read more

Summary

Introduction

PENDAHULUAN Banyol berarti juga guyon atau humor, dalam dunia padalangan banyol termasuk ke dalam 12 tetekon padalangan, hal tersebut mengidentifikasikan bahwa seorang dalang juga harus menguasi unsur banyol, baik secara spontan (komedi situasi), ataupun banyolan yang telah di pola (konsep). Banyol juga merupakan sebuah kebiasaan yang sering digunakan oleh semua orang, akan tetapi semua orang mempunyai ciri khas dari banyolannya. Tentu saja semua itu berkaitan dengan selera para dalang dalam pengemasan gaya humornya, namun tidak menutup kemungkinan dalang tersebut pasti tidak akan melupakan ciri khas atau indikator daerahnya, setidaknya pasti ada gaya mendalang yang diambil dari dalang – dalang sepuh di daerahnya.

Results
Conclusion
Full Text
Paper version not known

Talk to us

Join us for a 30 min session where you can share your feedback and ask us any queries you have

Schedule a call