Abstract

Implementation of a ritual could not separate from its subject, time, space and things that used during the process. Space is a very important thing in the implementation of a ritual. Attribute or furniture inside the space that used to carry out the ritual activity also has a role to build a ritual space. Buildings that are considered sacral at Pesarean Gunung Kawi have space attribute which function to create a ritual space on the implementation of various types of rituals at that place. The purpose of this study is to determine the ritual space that formed by space attribute at Pesarean Gunung Kawi. The method used in this study is qualitative descriptive research. The result of this study showed that beside as a ritual space signage, space attribute also divide the space in accordance with the level of privacy. Keywords: attribute, space, ritual

Highlights

  • Implementation of a ritual could not separate from its subject, time, space and things that used during the process

  • Buildings that are considered sacral at Pesarean Gunung Kawi have space attribute which function to create a ritual space on the implementation of various types of rituals at that place

  • The purpose of this study is to determine the ritual space that formed by space attribute at Pesarean Gunung Kawi

Read more

Summary

Pendahuluan

Suatu kegiatan dapat terwujud apabila ada interaksi antara kegiatan tersebut dengan wadahnya. Hal tersebut menunjukkan bahwa semua aktivitas yang dilakukan oleh manusia tidak dapat dipisahkan dengan penggunaan suatu ruang. Seperti halnya pada Pesarean Gunung Kawi yang memiliki tradisi melakukan banyak aktivitas ritual. Ritual-ritual yang ada pada Pesarean Gunung Kawi dilakukan sebagai peringatan hari-hari penting atau dengan tujuan lain sesuai yang dikehendaki masing-masing peziarah. Setiap ritual memiliki tata cara dan aturan yang berbeda, sehingga akan menimbulkan ruang ritual yang berbeda meskipun dilakukan pada tempat yang sama. Hal-hal yang memiliki peran penting dalam pelaksanaan ritual, yakni waktu, benda dan pelaku ritual, serta tempat atau ruang (Koenjtaraningrat, 1990). Pentingnya unsur benda-benda yang digunakan pada pelaksanaan ritual menunjukkan bahwa arsitektur tidak akan bermakna tanpa terjadinya suatu peristiwa, sementara peristiwa sendiri tidak akan bermakna tanpa adanya pelaku dan simbol-simbol yang berfungsi sebagai pembentuk ruang (Deapati, 2009:71)

Metode Penelitian
Hasil dan Pembahasan
Kuil Ciam Si
Pohon dewandaru
Dua guci kuno
Tempat pembakaran kertas
Rak 3 Altar
Peralatan pertunjukan wayang kulit
Kesimpulan
Full Text
Published version (Free)

Talk to us

Join us for a 30 min session where you can share your feedback and ask us any queries you have

Schedule a call