Abstract

Latar Belakang : Chronic Kidney Disease (CKD) atau Penyakit Ginjal Kronik (PGK) adalah penyakit yang menyerang ginjal dan kondisinya berangsur memburuk, menjadi kronis atau persisten dan berlangsung lama. Prevalensi kasus penyakit ginjal kronis di Indonesia menurut riset kesehatan dasar (Riskesdas) pada tahun 2018 adalah sebesar 0,38%. Hipertensi adalah salah satu faktor risiko yang sering ditemukan pada gagal ginjal. Peningkatan tekanan darah yang berlangsung lama pada arteriol dan glomeruli akan menyebabkan terjadinya sklerosis pada pembuluh darah. Kasus : Tn.U berusia 50 tahun mengalami masalah gizi asupan oral inadekuat, perubahan nilai ureum dan kreatinin dan perilaku salah tentang makanan selama rawat inap diagnosis medis pasien adalah CKD dan Hipertensi. Hasil dan Pembahasan : Pemberian diet awal rendah protein 0,6 lalu pada akhir perawatan menjadi TETP on HD 1,2 gr/kg BBI dalam bentuk lunak disesuaikan dengan kemampuan daya terima pasien dilakukan agar terjadi peningkatan asupan pasien. Syarat diet yang diberikan pada awal intervensi adalah energi 2047,5 kkal, protein 35,1 gr, lemak 68,25 gr, karbohidrat 323,5 gr. Hasil monitoring dan evaluasi menunjukkan selama pengamatan di hari ketiga asupan energy pasien mencapai 75%. Hasil ureum dan kreatinin juga mengalami penurunan, fisik/klinis menunjukkan sesak berkurang namun masih mengalami mual pasca hemodialisa. Kolaborasi dilakukan bersama dengan DPJP, ahli gizi ruangan, perawat, dan pramusaji. Selama intervensi juga diiberikan edukasi dan konseling terkait pengaturan makan pasien. Simpulan : intervensi yang diberikan dapat mengatasi sebagian masalah gizi pasien.

Full Text
Published version (Free)

Talk to us

Join us for a 30 min session where you can share your feedback and ask us any queries you have

Schedule a call