Abstract

Penggunaan gadget dan game yang tidak bijak mengarahkan anak-anak cenderung individual dan kesulitan menyesuaikan diri dengan lingkungan. Hal ini didukung pula dengan kondisi emosional pada masa anak-anak yang sulit dikendalikan. Pada kondisi emosi, anak-anak cenderung belum mampu memperhatikan dan mempertimbangkan norma yang berlaku. Sikap kurang adaptif muncul ketika anak berada dalam emosi negatif, misalnya dalam kondisi marah akan memicu anak untuk melakukan tantrum atau berperilaku agresif. Perkembangan emosi dan sosial merupakan aspek perkembangan yang penting untuk diperhatikan pada masa anak-anak. Kemampuan anak mengenali gambaran diri tergantung pada kemampuannya untuk menyesuaikan diri dan terlibat dalam lingkungan sosialnya. Anak-anak yang memiliki keterampilan sosial rendah akan cenderung memiliki hubungan yang tidak memuaskan dan menerima umpan balik negatif dari lingkungan sosial. Anak-anak membutuhkan pendidikan untuk melatih kepekaan sosial dan emosi. Salah satu hal yang dapat dilakukan untuk mengembangkan kemampuan sosial emosi anak adalah dengan melatih perilaku prososial. Penulisan artikel ini bertujuan untuk memaparkan relevansi teknik dramatic play untuk mengoptimalkan perilaku prososial anak. Tahap pelaksanaan dramatic play yakni mengidentifikasi tokoh, menentukan setting cerita, menginterpretasikan cerita dan nilai yang terkandung, refleksi dan observasi. Peran orangtua dan pendidik adalah menstimulasi akal dan mental anak agar mampu mengetahui perasaan diri maupun orang lain sehingga menjadi generasi yang memiliki keterampilan sosial.

Full Text
Published version (Free)

Talk to us

Join us for a 30 min session where you can share your feedback and ask us any queries you have

Schedule a call