Abstract
There are two considerations that investors need to notice if they want to invest in the capital market, namely, return and risk. An investor needs to diversify to gain benefits and minimize risk by forming the optimal stock portfolios. This research analyzes the differences between Islamic stock (based on JII) and non-Islamic stock (based on LQ45) stock portfolio investment using the single index model. The samples were consistently listed on the JII and LQ45 stock indices in January 2018-December 2019. There are 35 stocks for the LQ45 stock index and 25 stocks on the JII stock index. Sharia stocks' optimal portfolio comprises three stocks, while the optimal portfolio of non-Islamic stocks shall consist of four stocks. The Independent Sample T-Test was implemented to analyze the differences between the Islamic (JII) and non-Islamic (LQ45) optimal stock portfolios based on the Sharpe Ratio, Jensen Ratio, and Treynor Ratio. The results show that there is no significant difference between Islamic and non-Islamic stocks.
Highlights
There are two considerations that investors need to notice if they want to invest in the capital market, namely, return and risk
The results show that there is no significant difference between Islamic and non-Islamic stocks
Analisis Perbandingan Return dan Risk Saham Syariah dengan Saham Non-syariah (Studi pada Jakarta Islamic Index (JII) dan IDX30 Periode 2014-2016)
Summary
Portofolio merupakan kombinasi atau gabungan atau sekumpulan aset, baik berupa real assets maupun financial assets yang dimiliki oleh investor (Syahyunan, 2015). Ada banyak cara dalam pembentukan portofolio salah satunya yaitu teori portofolio Markowitz yang lebih menekankan pada usaha untuk memaksimalkan return ekspektasi (mean) dan juga menimimalkan ketidakpastian atau risiko (variance). Teori ini digunakan untuk memilih dan menyusun portofolio optimal. Banyak terjadi masalah dalam perjalanan teori ini seperti terdapat begitu banyak kombinasi aktiva berisiko yang dapat dipilih dan disusun menjadi suatu portofolio. ERB digunakan sebagai alat untuk mengukur kelebihan return relatif terhadap satu unit risiko yang tidak dapat didiversifikasikan yang diukur menggunakan beta. Model ini mempunyai prinsip kerja dengan membandingkan data input dan output dari suatu organisasi data (Decision Making Unit, DMU) dengan data input dan output lainnya pada DMU yang sejenis. Menurut Kurniawan (2019), tidak terdapat perbedaan return portofolio yang signifikan antara pemilihan saham dengan model indeks tunggal dan DEA. Tidak ada perbedaan berarti ketika menghitung portofolio optimal menggunakan salah satu model saja
Talk to us
Join us for a 30 min session where you can share your feedback and ask us any queries you have