Abstract

Kanker serviks menduduki peringkat kedua yang menyebabkan kematian bagi penderitanya. Kanker serviks diakibatkan dari infeksi Human PapilomvVirus (HPV). 70% perempuan yang mengalami kanker serviks datang ke fasilitas kesehatan dalam kondisi stadium lanjut, padahal 43% penyakit kanker dapat dicegah dan ⅓ kasus dapat sembuh jika gejala diketahui secara dini. Deteksi dini yang paling sederhana, efektif dan efisien untuk mendeteksi kanker serviks salah satunya melalui dengan pemeriksaan IVA. Namun hampir 50% dari penderita yang terdiagnosis kanker serviks tidak pernah pemeriksaan IVA. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah menganalisis faktor yang berhubungan dengan perilaku pemeriksaan IVA pada perempuan usia subur dan lansia. Penelitian kasus kontrol dilakukan pada 181 orang responden degan kriteria usia >15 tahun, menikah atau pernah berhubungan seksual. Uji Rasch model, uji t, chi square dan regresi logistik digunakan untuk menganalisis kesimpulan dari hasil penelitian. Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara usia pertama menikah, frekuensi menikah, dan pengetahuan dengan pemeriksaan IVA. Peluang seseorang untuk tidak memeriksakan IVA dari kriteria usia pertama menikah <20 tahun, responden yang menikah >1 kali, yang memiliki motivasi dan pengetahuan kurang adalah sebesar 94%. Kesimpulan penelitian adalah pengetahuan merupakan faktor yang paling dominan mempengaruhi perilaku pemeriksaan IVA.

Full Text
Published version (Free)

Talk to us

Join us for a 30 min session where you can share your feedback and ask us any queries you have

Schedule a call