Abstract

<p>This study aims to analyze the disclosure distribution of the position regency/city in Central Java based on the linkage of Economic Growth (EG) and Human Development Index (HDI). The study uses secondary data in the form of cross-sectional regional regency/city based on EG and HDI components. Data analysis uses regency/city distribution plot diagram based on EG and HDI components in the Cartesian diagram which divides the space into 4 Quadrants, namely: Quadrant I of the regency/city distribution plots with high EG and HDI, Quadrant II of the regency/city distribution plots with low EG and high HDI, Quadrant III of the regency/city distribution plots with high EG and low HDI, and Quadrant IV of the regency/city distribution plots with low EG and HDI. This study concludes that the position of cities in Central Java in general is in line with the Quadrant I group, the HDI of regency/city in the area of the ex-Semarang and ex-Surakarta residency is in Quadrant I. Other regencies/cities are spread in Quadrant II, III, and IV.</p><p><strong>Keywords</strong><strong> : </strong>human development index, economic growth, Central Java, distribution plot</p><p> </p>

Highlights

  • Visi Provinsi Jawa Tengah (Jateng) adalah “Jawa Tengah berdikari dan semakin sejahtera”

  • This study aims to analyze the disclosure distribution of the position regency/city in Central Java based on the linkage of Economic Growth (EG) and Human Development Index (HDI)

  • F. Analisis Keterkaitan antara Indeks Pembangunan Manusia dan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) per Kapita di Indonesia

Read more

Summary

Latar Belakang

Visi Provinsi Jawa Tengah (Jateng) adalah “Jawa Tengah berdikari dan semakin sejahtera”. Maju artinya pelaksanaan pembangunan daerah senantiasa dilandasi dengan keinginan bersama untuk mewujudkan masa depan yang lebih baik secara fisik maupun nonfisik didukung oleh sumber daya manusia yang unggul dan berdaya saing tinggi, berperadaban tinggi, profesional serta berwawasan ke depan yang luas. Jika dua-tiga dekade yang lalu, pembangunan manusia diukur hanya berdasarkan mata pencaharian yang dimiliki individu sebagai simbol kekayaan dan kesejahteraan ekonomi, maka dewasa ini konsep tersebut telah berkembang seiring perkembangan waktu. Tetapi pada semua level pembangunan, ada tiga pilihan yang paling mendasar yaitu untuk berumur panjang dan hidup sehat, untuk memperoleh pendidikan dan untuk memiliki akses terhadap sumber-sumber kubutuhan agar hidup secara layak. IPM pertama kali diperkenalkan oleh UNDP pada tahun 1990, mencakup tiga komponen yang dianggap mendasar bagi manusia dan secara operasional mudah dihitung untuk menghasilkan suatu ukuran yang merefleksikan upaya pembangunan manusia. Nilai maksimum dan nilai minimum indikator X(i)) [5] disajikan pada Tabel 1

Rata-rata Lama Sekolah 4 Kemampuan Daya Beli
Metode Analisis
Analisis keterkaitan Indeks Pembangunan Manusia dan Pertumbuhan
Hasil dan Pembahasan
Kesimpulan dan Saran

Talk to us

Join us for a 30 min session where you can share your feedback and ask us any queries you have

Schedule a call

Disclaimer: All third-party content on this website/platform is and will remain the property of their respective owners and is provided on "as is" basis without any warranties, express or implied. Use of third-party content does not indicate any affiliation, sponsorship with or endorsement by them. Any references to third-party content is to identify the corresponding services and shall be considered fair use under The CopyrightLaw.