Abstract

Salah satu cara memberantas hama tanaman yang dilakukan oleh para petani di daerah Sulawesi Utara adalah menggunakan pestisida karena dianggap mudah didapat, harganya masih bisa dijangkau, dan sangat efektif membunuh hama tanaman. Namun, penggunaan pestisida yang tidak tepat mengakibatkan tertinggalnya residu pestisida tersebut pada tanaman sehingga menyebabkan pencemaran lingkungan, gangguan kesehatan pada manusia dan menghambat perdagangan. Oleh karena itu, perlu dilakukan pengawasan terhadap penggunaan pestisida melalui pemenuhan nilai batas maksimum residu (BMR). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis residu pestisida dalam tomat, cabai rawit, dan wortel dengan metode High Performance Liquid Chromatography (HPLC) yang telah dioptimasi dan divalidasi sebelumnya. Sampel penelitian berupa tomat, cabai rawit, dan wortel, diambil dari Pasar Tomohon, Pasar Karombasan, dan Pasar Kawangkoan, kemudian dibawa ke laboratorium Kimia Universitas Negeri Manado untuk diekstraksi dan dianalisis. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pestisida dengan bahan aktif klorpirifos terdeteksi hampir pada semua sampel yang dianalisis, walaupun kadarnya masih berada di bawah nilai BMR yang ditetapkan, yaitu 1 mg/kg sampel. Kadar klorpirifos tertinggi dijumpai pada sampel tomat yang diambil dari Pasar Kawangkoan, yakni 0,3150 mg/kg sampel. Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa sampel yang dicuci terlebih dahulu sebelum diekstraksi menyebabkan terjadinya penurunan kadar residu petisidanya.

Highlights

  • One method to eradicate plant pests carried out by farmers in the North Sulawesi area is to use pesticides because they are considered easy to obtain, the price is still affordable, and very effective at killing plant pests

  • This study aims to analyze pesticide residues in tomatoes, cayenne pepper, and carrots using the method of High Performance Liquid Chromatography (HPLC) which was previously optimized and validated

  • The results of this study indicate that pesticides with chlorpyrifos active ingredients were detected in almost all samples analyzed, although the levels were still below the specified batas maksimum residu (BMR) value, ie 1 mg/kg sample

Read more

Summary

Penentuan kondisi optimum HPLC

Kondisi optimum HPLC ditentukan menggunakan kolom Zorbax Eclipse Plus C18 (3,5 μm; 2,1 x 100 mm) menggunakan detektor DAD pada panjang gelombang 289 nm. Fasa gerak yang digunakan dalam penelitian ini adalah air dan asetonitril dengan komposisi air : asetonitril divariasikan dari 100:0; 90:10; 80:20; 70:30; 60:40; 50:50; 40:60; 30:70; 20:80, 10:90, dan 0:100. Sebanyak 5 μL larutan baku klorpirifos 2 ppm diinjeksikan ke dalam kolom HPLC kemudian ditentukan waktu retensi dan luas area puncak kromatogram masing-masing komposisi fasa gerak tersebut. Laju alir fasa gerak dipalajari dengan mengukur waktu retensi dan luas area puncak kromatogram larutan baku klorpirifos 2 ppm pada laju alir yang divariasikan dari 0,3 – 0,9 mL/menit menggunakan komposisi fasa gerak optimum yang telah ditentukan sebelumnya. Volume injeksi sampel dipelajari dengan mengukur luas area puncak kromatogram larutan baku klorpirifos 2 ppm dengan volume injeksi divariasikan dari 5 – 30 μL menggunakan komposisi dan laju alir fasa gerak optimum yang telah ditentukan sebelumnya

Penentuan Kinerja Analitik
Panjang Gelombang Serapan Maksimum Klorpirifos
Penetapan Kadar Klorpirifos dalam Sampel
Wortel Karombasan Manado
Full Text
Published version (Free)

Talk to us

Join us for a 30 min session where you can share your feedback and ask us any queries you have

Schedule a call