Abstract
An analysis of the coffee supply to meet market demand, a case study in the "FarmersRahayu" Pangalengan, Bandung regency. Rahayu Farmer Group is one of the most advanced coffee producer compared with other farmer groups in the village Margamulya. However, Rahayu Farmer Group have yet to implement a particular supply model for managing a supply of coffee. Thus, Farmers Group Rahayu not know how efficient and effective inventory management coffee they have done. Therefore, the authors feel compelled to discuss more about the study of coffee in the inventory management Rahayu Farmer Group. The purpose of this research is to know about the inventory management is done by Farmers Group Rahayu and coffee inventory management according to the model of EOQ (Economic Order Quantity). Model Research conducted in this study is a case study. Data collection techniques used were observation, interview, and literature study.The results prove that inventory management is done by Farmers Group Rahayu has not been effective and efficient. This can be evidenced through a comparison between the inventory model used by the actual conditions that occur in the company. EOQ inventory model has a total cost of 17.43% lower. EOQ model with safety stock have 5% lower total cost of supply.
Highlights
Indonesia merupakan salah satu Negara dengan jumlah produksi kopi terbesar keempat setelah Brazil, Vietnam dan Colombia yang menguasai pangsa pasar kopi dunia, Indonesia merupakan urutan keempat penghasil kopi di dunia
Rahayu Farmer Group is one of the most advanced coffee producer compared with other farmer groups in the village Margamulya
The authors feel compelled to discuss more about the study of coffee in the inventory management Rahayu Farmer Group
Summary
Kabupaten Bandung, salah satu sentra produksi kopi di Kabupaten Bandung adalah kecamatan Pangalengan yang tersebar di tujuh desa. Salah satu upaya untuk menumbuhkan kemampuan petani dalam mengelola usahataninya adalah melalui sebuah lembaga atau kelompok yang mewadahi pembangunan masyarakat tani tersebut.Kelompok dalam hal ini berperan sebagai kelas belajar, sebagai unit produksi dan sebagai wahana kerjasama antar anggota kelompok. Kelompok Tani Rahayu dalam melakukan usahatani perkebunan kopinya sudah mengalami kemajuan dibandingkan dengan Kelompok Tani lainnya yang berada di Desa Margamulya.Hal tersebut didorong oleh sudah tersedianya sebuah mesin khusus untuk dilakukan pengolahan kopi dimana kepemilikannya berada dalam pengelolaan kelompok. Kelompok tani yang telah terbentuk diharapkan dapat dijadikan sebagai wadah bagi para petani dalam meningkatkan kemampuan petani dengan atau tanpa adanya intervensi dari luar sehingga dapat mengembangkan usaha perkebunan para anggota kelompoknya yang akan timbul dari sebuah kedinamisan kelompok. Dalam menghasilkan barang dan jasa perusahaan tersebut menggunakan biaya dan sumberdaya yang paling efisien
Talk to us
Join us for a 30 min session where you can share your feedback and ask us any queries you have