Abstract

The purpose of this study was to describe the ability of junior high school students in Bengkulu City in solving math problems based on Trend International Mathematics and Science (TIMSS). This research was a survey research with a qualitative descriptive approach. The population in this study were all students of Class IX from 40 schools public and private junior high school in Bengkulu City. The sample selection was carried out in two stages, namely stratified random sampling to select schools and simple random sampling to select classes. The sample consisted of 12 Junior high schools in Bengkulu City. Data collection was done by distributing test instruments. The research instrument was 20 items that consist of 15 multiple choices and 5 short answers that were reviewed from the TIMSS problems in 2011 and 2015. Data analysis was done by using descriptive statistics. The results showed that the ability of junior high school students in Bengkulu City in terms of content aspects, namely: (1) geometry of 23.46% (low), (2) data and chance of 50.40% (low), (3) algebra and number of 59.18% (enough).

Highlights

  • Pembelajaran matematika di sekolah menjadi salah satu penunjang pengembangan keterampilan siswa sejak dasar hingga ke perguruan tinggi

  • The results showed that the ability of junior high school students in Bengkulu City in terms of content aspects, namely: (1) geometry of 23.46% (low), (2) data and chance of 50.40% (low), (3) algebra and number of 59.18% (enough)

  • Analisis kemampuan siswa sekolah dasar dalam menyelesaikan soal-soal matematika model the trends for international mathematics and scinece study (TIMSS) di Pekanbar

Read more

Summary

Ind Internsional

Data hasil survei yang dilakukan TIMSS tersebut menunjukkan bahwa prestasi siswa Indonesia pada mata pelajaran matematika masih dalam kategori rendah. Hal ini juga ditunjuk bahwa Indonesia menduduki peringkat kategori bawah jika dibandingkan dengan semua negara yang diikutsertakan. Hasil penelitian yang dikemukakan oleh Leung [5] tentang data TIMSS 2003 yang menunjukkan bahwa penekanan pembelajaran di Indonesia lebih banyak pada penguasaan keterampilan dasar (basic skills), namun sedikit atau sama sekali tidak ada penekanan untuk penerapan matematika dalam konteks kehidupan sehari-hari, berkomunikasi secara matematis, dan bernalar secara matematis. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian siswa belum terbiasa menyelesaikan soal dengan level berpikir lebih tinggi. Bengkulu belum menekankan pada kemampuan berpikir siswa dengan tingkatan yang lebih tinggi. Data ini menunjukkan bahwa kemampuan siswa dalam menjawab soal non rutin masih perlu ditingkatkan. Dimensi kognitif yang terdiri dari domain pengetahuan, penerapan, dan penalaran [9] bahwa persentase siswa bisa menjawab benar soal domain penalaran merupakan persentase yang diperoleh paling rendah

Kesukaran Tinggi bagi siswa SMP
Beberapa kajian hasil penelitian terdahulu telah mengakaji tentang
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa Kelas IX
Sekolah Negeri Swasta Jumlah
Swasta P S
Persentase Jumlah
Sangat rendah
Tingkat Pengetahuan
Sangat Tinggi
Ucapan terimakasih kepada LPPM
Penelitian Pendidikan dan Bidang
For Papers Program Studi Magister
Full Text
Published version (Free)

Talk to us

Join us for a 30 min session where you can share your feedback and ask us any queries you have

Schedule a call