Abstract

This study aims to determine the magnitude of the effect of the money supply, the exchange rate of rupiah (exchange rate) and the interest rate on inflation in Indonesia during the period 2000.12016.4. The analysis tools used for this research data are: unit root test, integration degree test, cointegration test, error correction model / ECM. The results showed that all staioner research data at level 1 (first difference) based on cointegration test showed that the variables observed in this study co-integration or have long-term relationship. The ECM model used is valid, as indicated by the error correction term (ECT) coefficient is significant. In the short run the money supply, the exchange rate of rupiah (exchange rate) and the interest rate is not significant to the inflation rate, but in the long term is significant.

Highlights

  • This study aims to determine the magnitude of the effect of the money supply, the exchange rate of rupiah (exchange rate) and the interest rate on inflation in Indonesia during the period 2000.12016.4

  • The results showed that all staioner research data at level 1 (first difference) based on cointegration test showed that the variables observed in this study co-integration or have long-term relationship

  • Pengaruh Jumlah Uang Beredar Terhadap Inflasi Di Indonesia Bulan Januari 2001 – Desember 2011 : Pendekatan Error Correction Model (ECM)

Read more

Summary

PENDAHULUAN

Inflasi merupakan merupakan fenomena ekonomi dan sekaligus menjadi momok di dalam suatu perekonomian, namun eksistensinya tetap diperlukan dalam pembangunan, sementara pembangunan ekonomi itu sendiri sangat dipengaruhi oleh pola dan kebijakan ekonomi yang diambil negara tersebut. Kebijakan tersebut muncul sebagai akibat dari jumlah uang yang beredar dalam perekonomian terlalu banyak, karena dampak dari kondisi ini menyebabkan nilai uang menjadi turun dan tingkat harga akan naik yang dapat menimbulkan inflasi, begitu juga sebaliknya, jika jumlah uang beredar terlalu sedikit dalam perekonomian akan menyebabkan perekonomian menjadi lesu. Permintaan suatu negara akan impor menyebabkan permintaan valuta asing meningkat, sehingga nilai mata uang domestik dapat melemah, hal ini menyebabkan harga barang yang kita beli di luar negeri menjadi lebih mahal, yang pada giliriannya biaya produksi pun meningkat, kondisi ini dapat menyebabkan inflasi di dalam negeri (import inflation). Berdasarkan data empiris, tingkat inflasi selalu lebih tinggi dari suku bunga, akibatnya daya beli dari uang penabung atau deposan mengalami penurunan meskipun secara absolut jumlah uangnya bertambah dengan adanya tambahan dari bunga yang diterimanya, hal ini menunjukkan bahwa bunga tidak membuat orang lebih kaya jika uangnya ditabung atau didepositokan, tetapi malah sebaliknya, (Amir, 2008).

Penelitian sebelumnya
Model Analisis
Spesifikasi Model
C BLJubt BLkt
SIMPULAN DAN SARAN
Full Text
Published version (Free)

Talk to us

Join us for a 30 min session where you can share your feedback and ask us any queries you have

Schedule a call