Abstract
East Java's economic growth always increase, but undistributed of income still exist, so it causes inequality. People who can not to suffice their necessities in high competition will cause friction that leads to conflict and are encouraged to do criminal. This research is purpose to find out the relation which factors that influence crime rates in East Java. Dependent variable used is the level of crime while the independent variable used are GDP per capita, population density, poverty, and unemployment. The type of data used is secondary data from the Central Statistics Agency (BPS). The method used in this study is panel data with fixed effect model. The results showed that the variable GDP per capita, population density, poverty, and unemployment significantly influenced the variable crime rate in East Java. So the factors that influence the level of crime in East Java can be explained by economic variables.
Highlights
Kriminalitas di Indonesia masih marak terjadi, tuntutan kebutuhan hidup dan kondisi lingkungan menjadi pendorong seorang individu atau sekelompok orang melakukan tindakan kriminalitas
Umumnya para pelaku tindak kejahatan melakukan hal ilegal karena perkiraan kepuasan yang akan mereka dapatkan jauh lebih besar dibandingkan kepuasan yang pasti mereka dapatkan apabila mengikuti hukum yang berlaku atau perbuatan legal
Analisis pengaruh pengangguran dan distribusi pendapatan terhadap kriminalitas dan investasi di indonesia tahun 20112015. 89
Summary
Jumlah Kejahatan (Crime Total) yang Dilaporkan Provinsi Jawa Timur Tahun 2008-2017. Gambar 1 menjelaskan bahwa crime total Jawa Timur mengalami fluktuasi. Ketimpangan yang terjadi di Provinsi Jawa Timur terjadi peningkatan di semester kedua pada tahun 2017 dari yang sebelumnya 0,396 menjadi 0,415, hal ini tidak sesuai dengan tinggingnya PDRB perkapita yang dimiliki Provinsi Jawa Timur yang tertinggi kedua setelah DKI Jakarta. Tidak hanya PDRB Perkapita, jumlah penduduk miskin di Jawa Timur sangat tinggi bila dibandingkan provinsi lain di Pulau Jawa yaitu sebesar 4.405,27 ribu jiwa pada tahun 2017. Kabupaten Malang merupakan wilayah dengan kemiskinan tertinggi di Jawa Timur, pada tahun 2012 jumlah penduduk miskinnya sebesar 275,50 ribu jiwa, di tahun 2017 menjadi sebesar 283,96 ribu jiwa. Bermula dari permasalahan yang telah dijabarkan maka muncul rumusan masalah yaitu bagaimana pengaruh PDRB perkapita, pengangguran, kepadatan penduduk, dan kemiskinan terhadap tingkat kriminalitas di Jawa Timur. Menganalisis pengaruh komponen perekonomian seperti PDRB perkapita, pengangguran, kepadatan penduduk, dan kemiskinan terhadap angka kriminalitas di Jawa Timur. Sehingga penelitian ini dapat berguna bagi pemerintah selaku pengambil kebijakan, berguna untuk para ekonom sebagai rujukan dalam mengkritisi topik yang berkaitan, sedangkan bagi masyarakat penelitian ini dapat dijadikan sumber informasi dan sarana pencerdasan
Talk to us
Join us for a 30 min session where you can share your feedback and ask us any queries you have