Abstract

Konsumsi listrik di Indonesia terus meningkat, di saat cadangan energi konvensional terus menurun, hal ini mendorong manusia beralih ke energi baru dan terbarukan yang menjamin ketersedian sumber listrik. Suatu sistem Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) telah terpasang di Laboratorium Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Jenderal Achmad Yani dengan kapasitas 1000 Wp. Sistem PLTS diusulkan sebagai sumber listrik baru untuk mendukung kebutuhan listrik laboratorium selain PLN. Maximum power point tracking (MPPT) merupakan suatu metode yang digunakan untuk memaksimalkan energi matahari terhadap performa keluaran tegangan, arus dan daya PLTS. Makalah ini membandingkan pemodelan yang telah dilakukan menggunakan algoritma MPPT yaitu Incremental Conductance (IC) dan Perturbation & Observation (P&O) dalam kondisi ideal pada Standard Test Condition (STC) 1000 W/m2 dan temperatur 25°C. Algoritma disimulasikan menggunakan perangkat lunak PSIM 9.0. Pemodelan kendali MPPT DC/DC Boost Converter disesuaikan dengan karakteristik PLTS 1000 Wp dan dihitung untuk memenuhi jaringan PLN 220V/50 Hz. Hasil simulasi menunjukkan kendali MPPT dengan algoritma P&O memiliki output daya yaitu 960 W dan memiliki efisiensi 99,9% saat kondisi STC sedangkan menggunakan metode IC sebesar 944 W dan memiliki efisiensi 98,7%. Metode P&O dipilih mampu memberikan hasil yang maksimum dibandingkan dengan metode IC pada sistem PLTS 1000 Wp di Laboratorium Teknik Elektro.

Full Text
Published version (Free)

Talk to us

Join us for a 30 min session where you can share your feedback and ask us any queries you have

Schedule a call