Abstract

Islamic acculturation in traditional Ngaju Dayak marriage: History of Muslim communities in Petak Bahandang Village, Katingan Regency, Central Kalimantan. There are three main issues to be discussed in this paper, namely how is the history of the village, how is the history and procession of traditional marriages and how is the acculturation of Islamic values and local culture in traditional marriages carried out by the Dayak Ngaju ethnic Muslim community. This article uses a type of historiographic research using a spoken history approach. The findings concluded that the Muslim community of Dayak Ngaju in Katingan Regency, Central Kalimantan Province, is still carrying out customary marriages. For them, the purpose of carrying out a traditional marriage is not as a symbol of the validity of a marriage relationship, but to preserve local wisdom and is a prevention of divorce by making an agreement. Muslim communities still have to fulfill the path of hadat drawn from the maternal lineage and in the procession the Muslim community first conducts a marriage according to religion. After that, they conduct a marriage according to the custom. This custom marriage represents Islamic values.

Highlights

  • Islamic acculturation in traditional Ngaju Dayak marriage: History of Muslim communities in Petak Bahandang Village, Katingan Regency, Central Kalimantan

  • There are three main issues to be discussed in this paper, namely how is the history of the village, how is the history and procession of traditional marriages and how is the acculturation of Islamic values and local culture in traditional marriages carried out by the Dayak Ngaju ethnic Muslim community

  • The findings concluded that the Muslim community of Dayak Ngaju in Katingan Regency, Central Kalimantan Province, is still carrying out customary marriages

Read more

Summary

Pendahuluan

Provinsi Kalimantan Tengah, lahir setelah kemerdekaan sebagai hasil proses dan dinamika politik yang demokratis pada masa Orde Lama, melalui perjuangan yang gigih dari masyarakat adat Dayak untuk memperoleh kemandirian (otonom) dalam rangka membangun daerahnya sendiri.(7) Etnik Dayak Ngaju memiliki kepercayaan yang disebut agama Helo atau. Sekalipun masyarakat Dayak telah memeluk agama Islam, bukan berarti pengaruh tradisi lama dari kepercayaan agama helo sudah benar-benar hilang.(13) Hal tersebut dapat kita lihat pada masyarakat Muslim Etnik Dayak Ngaju di Desa Petak Bahandang yang masih melaksanakan upacara adat dalam prosesi perkawinan. Prosesi perkawinan masyarakat Muslim Etnik Dayak Ngaju dan akulturasi Islam dan budaya lokal dalam prosesi perkawinan adat tentunya ada faktor yang mempengaruhi, yaitu: Teori Akulturasi. Sebelum adanya prosesi perkawinan adat masyarakat Muslim Etnik Dayak Ngaju, ada beberapa hal yang terkait dengan beberapa syarat benda-benda adat yang harus dipenuhi sebagai berikut: 1. Makna simbolik garantung kolok pelek adalah: bahwa perkawinan dimulai dari kesepakatan bersama kedua pihak, berasal dari perasaan hati mereka yang mendalam, ada ikatan janji yang kuat baik lisan maupun tertulis, mengingatkan mereka supaya memelihara ikatan perkawinan, dan meluruskan arah hidup

Lamiang Turus Pelek
Bulau Singah Pelek
Lapik Luang
Palaku
Sinjang Entang
Tutup Uwan
11. Timbuk Tangga
12. Pinggan Pananan Pahinjean Kuman
13. Rapin Tuak
16. Turus Kawin
17. Batu Kaja
Pra Perkawinan
Pelaksanaan Perkawinan
Pasca Perkawinan
Maja misek
Pakaja Manantu
Kesimpulan
Full Text
Published version (Free)

Talk to us

Join us for a 30 min session where you can share your feedback and ask us any queries you have

Schedule a call