Abstract
This paper discussed the acculturation of Chinese and Sundanese culture in a ceremony at the Shia Djin Kong temple, Jonggol. On the right side of the temple there is a special room for the cult of Jonggol's ancestors, namely Embah Jago, Embah Sabin, Embah Surkat, Embah Jagakarsa, and Embah Nagawulung. In that room there are also many heirloom objects, such as keris, spears, lafadz Allah, and swords. Acculturation between Sundanese culture and Chinese culture can be seen at the birthday ceremony of the god Shia Djin Kong, which is the similarity between local culture and Chinese culture, in ancestor worship. The research method used in this writing is a qualitative research method, data collection techniques in this writing are participant observation, observation, and interviews to the temple officer, and people who come to pray both during the god's birthday ceremony and on ordinary days.
Highlights
Kelenteng selain sebagai tempat ibadah kepercayaan Tionghoa, juga sebagai tempat kegiatan sosial dan sebagai wujud akulturasi kebudayaan Tionghoa dengan kebudayaan lokal setempat
On the right side of the temple there is a special room for the cult of Jonggol's ancestors
Chinese culture can be seen at the birthday ceremony of the god Shia Djin Kong
Summary
Kelenteng selain sebagai tempat ibadah kepercayaan Tionghoa, juga sebagai tempat kegiatan sosial dan sebagai wujud akulturasi kebudayaan Tionghoa dengan kebudayaan lokal setempat. Kelenteng Shia Djin Kong (Dou tong she ren gong 都统舍人公) adalah merupakan kelenteng tertua di daerah Jonggol, kabupaten Bogor Jawa Barat. Selain Kelenteng Shia Djin Kong (Dou tong she ren gong都统舍人公), terdapat juga Kelenteng Kwan Im Bio yang usia nya sekitar 100 tahun. Menurut Tan Lian Kie, pengurus kelenteng, kelenteng Shia Djin Kong (Dou tong she ren gong都统舍人公) sudah ada sekitar 300 tahun lalu. Kelenteng Shia Djin Kong (Dou tong she ren gong都统舍人公) juga selalu mengadakan syukuran pada saat upacara Maulid Nabi Muhammad SAW. Pada upacara tersebut banyak dikunjungi orang untuk beribadah dan merayakannya, salah satunya adalah perayaan penghormatan kepada dewa utamanya, yaitu dewa Shia Djin Kong. Menurut orang-orang keturunan Tionghoa yang mengurus kelenteng tersebut, mereka percaya bahwa makanan favorit Dewa Shia Djin Kong sebagai dewa pengobatan adalah sayuran mentah dan sebotol arak
Sign-in/Register to view highlights & summary Sign-in/Register to access full text options 
Free) 
Talk to us
Join us for a 30 min session where you can share your feedback and ask us any queries you have
Schedule a call
