Year Year arrow
arrow-active-down-0
Publisher Publisher arrow
arrow-active-down-1
Journal
1
Journal arrow
arrow-active-down-2
Institution Institution arrow
arrow-active-down-3
Institution Country Institution Country arrow
arrow-active-down-4
Publication Type Publication Type arrow
arrow-active-down-5
Field Of Study Field Of Study arrow
arrow-active-down-6
Topics Topics arrow
arrow-active-down-7
Open Access Open Access arrow
arrow-active-down-8
Language Language arrow
arrow-active-down-9
Filter Icon Filter 1
Year Year arrow
arrow-active-down-0
Publisher Publisher arrow
arrow-active-down-1
Journal
1
Journal arrow
arrow-active-down-2
Institution Institution arrow
arrow-active-down-3
Institution Country Institution Country arrow
arrow-active-down-4
Publication Type Publication Type arrow
arrow-active-down-5
Field Of Study Field Of Study arrow
arrow-active-down-6
Topics Topics arrow
arrow-active-down-7
Open Access Open Access arrow
arrow-active-down-8
Language Language arrow
arrow-active-down-9
Filter Icon Filter 1
Export
Sort by: Relevance
DAMPAK DESA WISATA SUDAJI TERHADAP PERKEMBANGAN EKONOMI MASYARAKAT DESA SUDAJI KECAMATAN SAWAN KABUPATEN BULELENG

Sudaji Village is one of the popular tourist villages in Buleleng Regency due to its achievements. Despite its popularity and accomplishments, the economic impact generated from its tourism activities has not been very prominent. This research was conducted to examine the economic impact of Sudaji Tourist Village on the local community. This research is a qualitative descriptive study that uses a case study as its approach method. The data sources in this research are observations and interviews as primary data, and document studies as secondary data, which are then processed using interactive data analysis techniques. The results of this research indicate that Sudaji Tourist Village has potential in various fields, including natural, cultural, and human resources potential. The economic impact generated includes direct impacts from tourist expenditures, indirect impacts through local employment, and continuing impacts in the form of expenditures from income derived from tourism activities. Several issues were experienced during the development of Sudaji Tourist Village, including a lack of awareness regarding existing regulations, sectoral ego, insufficient attention from the local government, and a lack of awareness among the local community. To address these issues, several solutions have been implemented, including improving regulations and enhancing the governance system of tourism activitie

Read full abstract
Open Access Icon Open Access
Relevant
Cite IconCite
Chat PDF IconChat PDF
Save
KEBERADAAN BATU PULAKI BALI DALAM KONTEKS SOSIO RELIGIUS MASYARAKAT DESA BANYU POH KECAMATAN GEROKGAK KABUPATEN BULELENG

Batu Pulaki sebagai salah satu bentuk kekayaan alam Bali sekaligus sebagai warisan di dalam kehidupan budaya masyarakat di Bali. Pengetahuan terhadap jenis, kandungan, fungsi serta hubungannya dengan kehidupan sosio religius masyarakat di Bali. Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan secara lebih detail mengenai batu Pulaki dalam konteks sosio religius masyarakat Desa Bayupoh. Untuk menjelaskan masalah di atas penulis menggunakan jenis penelitian kualitatif. Dalam hal ini, penulis terlibat secara langsung dalam pemerolehan data dengan cara observasi, dokumentasi, dan wawancara dengan informan di kawasan Pulaki Bali. Selain itu penelitian ini menggunakan jenis data pustaka seperti, buku, skripsi, jurnal, media internet, dan sebagainya yang menunjang penelitian. Untuk menjawab permasalahan, peneliti menggunakan Teori Fungsional Struktural. Dari penelitian yang dilakukan, didapat temuan yaitu keberadaan batu pulaki pada kawasan suci yang di dalamnya terdapat pura Agung Pulaki dan beberapa pura pasanakan yang ada di sekeliling pura Pulaki. Hal ini menunjukkan bahwa dereta wilayah Pulaki dengan beberapa pura yang ada disana sebagai peninggalan peradaban Hindu merupakan pusat aktivitas sosial dan spiritual. Pulaki sebagai kawasan suci dan batu Pulaki sebagai salah satu simbol sarana ritual keagamaan masyarakat secara historis dan teologis memberikan satu bantuan pemahaman keagamaan kepada masyarakat. Batu pulaki oleh masyarakat Desa Banyupoh digunakan untuk pedagingan dan panca datu, selain itu keberadaan batu pulaki juga digunakan sebagai palinggih, sebagai media pemujaan oleh masyarakat Hindu di Desa Banyupoh. Dalam inovasi dan perkembangannya batu pulaki telah bertransformasi menjadi beberapa produk kesenian sebagai aksesoris, tempat tirta dan berbagai jenis kesenian patung.

Read full abstract
Open Access Icon Open Access
Relevant
Cite IconCite
Chat PDF IconChat PDF
Save
STRATEGI PENGEMBANGAN SENI LUKIS WAYANG KACA NAGASEPAHA SEBAGAI DAYA TARIK WISATA BERBASIS EKONOMI KREATIF

Nagasepaha glass painting is one of the differentiations owned by Nagasepaha village, because it has a uniqueness of the object. Having a typical painting technique with a decorative style and naturalism also painting in a reverse style. The development era of globalization generate competition for artists to continue to create innovative and adaptive works. However, there are problems from artists with lack of comprehension about digital marketing, sales, to marketing. Until there needs to be a development of Nagasepaha glass puppet painting to be more innovative and adaptive. This study aimed at : 1) To finding out the creative process of Nagasepaha glass painting, (2) To identify potential creative economy-based tourism attractions from Nagasepaha glass painting, (3) To analyze the development strategy of Nagasepaha glass painting based on creative economy. This research uses a qualitative type of research with a case study approach. Data collection through literature study, observation, interviews, and documentation. Using the SWOT analysis method. The result of this research is that the creative process of Nagasepaha glass painting is quite developed, because there are encouraging factors, namely internal and external factors. Until there are potentials contained with the existence of glass paintings starting from the welfare of artists, communities and Nagasepaha village.

Read full abstract
Open Access Icon Open Access
Relevant
Cite IconCite
Chat PDF IconChat PDF
Save
LOCAL AND GLOBAL CULTURE IN ENGLISH AS FOREIGN LANGUAGE INSTRUCTION FOR TOURISM STUDENTS: WHAT, WHY AND HOW

This article presents the result of a study investigating the local and global culture presented in EFL instruction for tourism students. More specifically, this research investigated the culture inserted by teachers, the reasons for the insertion, and the practice of the insertion of the local and global culture in EFL instruction for tourism students. The study was conducted in the form of qualitative research. The data was collected through interviews and document analysis. The participants of the study were English lecturers teaching English in a tourism study program. The data collected underwent a process of data reduction, data display, and conclusion drawing for the data analysis. Based on the analysis of the study, it was found that (1) local and global cultures were inserted in English instruction although local culture was presented more than global culture, (2) the local culture was inserted to promote cultural identity and nationalism, provide better customer service, enhance cultural awareness, and enhance sustainable tourism; while global culture was inserted to enhance the success of language learning, enhance intercultural communicative competence, and increase employability, and (3) local and global culture were inserted by conducting cultural discussion, cultural comparison and cultural project.

Read full abstract
Open Access Icon Open Access
Relevant
Cite IconCite
Chat PDF IconChat PDF
Save
BAKTI SEBAGAI MODEL PENGEMBANGAN AGROWISATA DI DESA PANJI ANOM BULELENG

Tujuan dari penulisan hasil penelitian ini adalah untuk mendiskripsikan terkait dengan pengembangan agrowista yang berkelanjutan. Dalam pengembangannya mencoba mengangkat keberadaan subak sebagai model aktivitas wisata atau yang disebut bakti (subak aktivity). Dalam menganalisis pengembangan agrowisata di desa Panji Anom maka menggunakan pendekatan kualitatif dengan tahapan metode analisis data. Adapun hasil dari analisis data yakni terkait dengan agrowisata yang saat ini menjadi daya tarik wisata berbasis pertanian. Hubungan antara pariwisata dan pertanian tentunya berdampak positif bagi pariwisata dan pertanian, ini dikarenakan keduanya bisa saling mendukung. Konsep agrowisata bisa terlihat dari bakti (subak aktivity) yang menekankan tentang keberadaan subak di desa Panji Anom sebagai model pengembangan agrowisata. Bakti (subak aktivity) memiliki beberapa ativitas ketika para wisatawan menikmati agrowisata di desa Panji Anom seperti menikmati panorama alam, belajar bertani, serta ikut mengolah hasil pertanian hingga menikmati suguhan yang langsung diambil dari petani. Keberadaan bakti (subak aktivity) mencerminkan tentang pariwisata yang berkelanjutan karena memperlihatkan aspek ekologi, budaya dan ekonomi.Kata Kunci: Subak Aktivity, Agrowisata, desa Panji Anom

Read full abstract
Open Access Icon Open Access
Relevant
Cite IconCite
Chat PDF IconChat PDF
Save
IMPLEMENTASI KEARIFAN LOKAL BATANG HARING MELALUI UPACARA RITUAL TIWAH YANG MEMBANGUN KEUNGGULAN KOMPETITIF DESTINASI PARIWISATA DI KALIMANTAN TENGAH

AbstrakPenelitian ini merupakan studi etnografi yang bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis nilai-nilai yang terkandung dalam upacara ritual Tiwah sebagai implementasi dari kearifan lokal Batang Haring. Selain itu, mengkaji perannya sebagai implementasi strategi diferensiasi yang menciptakan produk daya tarik wisata yang memiliki keunikan sehingga dapat membangun keunggulan kompetitif destinasi pariwisata di Kalimantan Tengah. Data dikumpulkan menggunakan teknik triangulasi, yaitu penggabungan data observasi (partisipatif, terus terang, dan tersamar), wawancara (semi tersruktur, mendalam dan alamiah, serta dalam suasana yang tidak formal), serta dokumentasi. Data tersebut bersumber dari situasi sosial yang ada di Kalimantan Tengah melalui aktivitas kearifan lokal upacara ritual Tiwah yang dilakukan masyarakatnya. Data yang terkumpul, berupa catatan etnografi dari informan, dianalisis dengan menggunakan empat tahapan, yaitu analisis wawancara etnografi, analisis domain, analisis taksonomi, analisis komponen, serta penarikan kesimpulan guna menjawab tujuan penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi nilai-nilai kearifan lokal Batang Haring dalam upacara ritual Tiwah mampu menghasilkan sebuah keunikan yang berbeda, sehingga dapat dimanfaatkan dan dikembangkan sebagai daya tarik wisata berkonsep budaya. Berbagai artifak yang muncul melalui upacara ritual tersebut (sakral maupun propan) dapat dijadikan simbol keunikan Kalimantan Tengah. Keunikan dalam pelaksanaannya tidak hanya akan dapat menciptakan diferensiasi dengan daerah-daerah lainnya, tetapi juga akan mampu menjadi daya tarik bagi wisatawan karena menciptakan kesan kuat terhadap pelestarian budaya warisan leluhur yang penuh kedamaian. Diharapkan melalui pemanfaatan nilai-nilai kearifan lokal tersebut, selain sebagai bentuk pelestarian budaya, mampu mengembangkan destinasi pariwisata Kalimantan Tengah yang berkompetitif dan berkelanjutan.Kata kunci: Batang Haring; Dayak-Kaharingan; Kalimantan Tengah; Kearifan Lokal; Tiwah

Read full abstract
Open Access Icon Open Access
Relevant
Cite IconCite
Chat PDF IconChat PDF
Save
STUDENTS’ PERCEPTION OF THE TRI HITA KARANA CONCEPT IN TOURISM EDUCATION

Tripadvisor menganugerahkan Bali sebagai empat besar destinasi terpopuler bagi wisatawan di seluruh dunia selama tiga tahun berturut-turut pada tahun 2021-2023. Pengakuan tersebut diyakini sebagai akumulasi dari konsep Tri Hita Karana yang terdiri dari Parahyangan, Pawongan dan Pabelasan yang telah diadopsi dalam industri pariwisata di Bali. Mahasiswa Pariwisata Budaya STAHN Mpu Kuturan Singaraja mendapatkan dua mata kuliah Tri Hita Karana Pariwisata dan Pariwisata Berkelanjutan yang hampir mirip dari segi isinya. Kemudian, penting untuk mengetahui persepsi siswa mengenai konsep Tri Hita Karana dalam pembelajarannya yang nantinya diterapkan di dunia kerja. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode campuran (mixed method) dengan model eksplanatori sekuensial. Sampel penelitian adalah 54 mahasiswa dari 120 mahasiswa Prodi Pariwisata Budaya dan Keagamaan semester V dan VI STAHN Mpu Kuturan Singaraja. Hasil penelitian menunjukkan nilai Mean sebesar 4,47 yang berarti Mahasiswa Pariwisata Budaya STAHN Mpu Kuturan Singaraja menunjukkan sikap positif terhadap konsep Tri Hita Karana dalam Pendidikan Pariwisata. Sebagian besar mahasiswa menyatakan bahwa mata kuliah Tri Hita Karana Pariwisata sangat bermanfaat bagi mereka untuk menjadi bekal merka di dunia pariwisata dan mereka berharap Pariwisata Bali berlandaskan Tri Hita Karana karena sesuai dengan filsafat agama dan budaya Bali sehingga tercapai tujuan bersama keseimbangan hubungan antara manusia dengan Tuhan, sesama manusia dan alam.Kata kunci: Persepsi siswa, konsep Tri Hita Karana, pendidikan pariwisata.

Read full abstract
Open Access Icon Open Access
Relevant
Cite IconCite
Chat PDF IconChat PDF
Save