Year
Publisher
Journal
1
Institution
Institution Country
Publication Type
Field Of Study
Topics
Open Access
Language
Filter 1
Year
Publisher
Journal
1
Institution
Institution Country
Publication Type
Field Of Study
Topics
Open Access
Language
Filter 1
Export
Sort by: Relevance
DETERMINAN PENGGUNAAN JAMBAN DALAM PELAKSANAAN PROGRAM STBM DI KECAMATAN BINGIN KUNING BENGKULU TAHUN 2023

<p align="center"><strong>ABSTRAK</strong></p><p><strong>Latar Belakang</strong>: Jamban sehat adalah fasilitas pembuangan tinja yang mencegah kontak antara manusia dan tinja, mencegah kontaminasi kebadan air, dan mencegah bau yang tidak sedap. Data WHO 2020 sebanyak 55 juta penduduk di Indonesia masih berperilaku BABS, lebih dari 370 balita di Indonesia meninggal akibat perilaku buruk BABS. Data Desa ODF di Kabupaten Lebong sebanyak 11,54 %, hal ini masih jauh dari target nasional yaitu sebesar 60%. Survei pendahuluan yang dilakukan dari 15 responden sebanyak (73,33%) responden yang tinggal di Daerah Aliran Sungai melakukan BABs. Tujuan penelitian untuk mengetahui determinan penggunaan jamban dalam pelaksanaan program STBM di Kecamatan Bingin Kuning Bengkulu.</p><p><strong>Metode</strong>: Penelitian ini merupakan penelitian Kuantitatif dengan rancangan <em>Cross Sectional Study. </em>Populasi dalam penelitian ini adalah kepala keluarga di Kecamatan Muning Agung Kabupaten Lebong sebanyak 3.344 kepala keluarga. Jumlah sampel sebanyak 97 kepala keluarga. Teknik pengambilan sampel menggunakan <em>Stratified Random</em><em>. </em>Analisis yang digunakan adalah analisis univariat untuk mendeskripsikan karakteristik setiap variabel penelitian. Analisis bivariat untuk melihat hubungan antara variabel<em> independent</em> dengan <em>dependent</em> menggunakan <em>Chi-Square</em>. Hasil penelitian menunjukan ada hubungan antara pendidikan (<em>Pvalue </em>0,001) , pengetahuan (<em>Pvalue </em>0,000), kepemilikan jamban (<em>Pvalue </em>0,000), sikap (<em>Pvalue </em>0,000), perilaku (<em>Pvalue </em>0,000) dengan penggunaan jamban dalam pelaksanaan program STBM di Kecamatan Bingin Kuning Bengkulu.</p><p><strong>Hasil</strong> : Tidak ada hubungan antara peran petugas kesehatan (<em>Pvalue </em>0,339) dengan penggunaan jamban dalam pelaksanaan program STBM di Kecamatan Bingin Kuning Bengkulu.</p><p><strong>Simpulan</strong>: Masukan kepada pihak Dinas Kesehatan untuk meningkatkan intervensi di masyarakat melalui program STMB dan meningkatkan pemicuan di masyarakat agar menjadi Desa ODF.</p><p><strong>Kata Kunci :</strong> Penggunaan Jamban, Program STBM, dan Determinan.</p><p> </p><p align="center"><strong>ABSTRACT</strong></p><p><strong><em>Background</em></strong><em>: </em><em>A healthy latrine is a fecal disposal facility that prevents contact between humans and feces, prevents contamination to water bodies, and prevents unpleasant odors. WHO 2020 data as many as 55 million people in Indonesia still behave defecation, more than 370 toddlers in Indonesia die due to bad behavior defecation. ODF Village data in Lebong Regency is 11.54%, this is still far from the national target of 60%. The preliminary survey conducted from 15 respondents as many as (73.33%) respondents living in watersheds defecated. The purpose of the study was to determine the determinants of the use of latrines in the implementation of the STBM program in Bingin Kuning District, Bengkulu. </em></p><p><strong><em>Methods</em></strong><em>: </em><em>This research is a Quantitative research with Cross Sectional Study design. The population in this study is 3,344 households in Muning Agung District, Lebong Regency. The number of samples was 98 households. The sampling technique uses Stratified Random. The analysis used is univariate analysis to describe the characteristics of each research variable. Bivariate analysis to see the relationship between independent and dependent variables using Chi-Square. The results showed that there was a relationship between education (Pvalue 0.001), knowledge (Pvalue 0.000), latrine ownership (Pvalue 0.000), attitude (Pvalue 0.000), behavior (Pvalue 0.000) with the use of latrines in the implementation of STBM programs in Bingin Kuning Bengkulu District. </em></p><p><strong><em>Results: </em></strong><em>There is no relationship between the role of health workers (Pvalue 0.339) and the use of latrines in the implementation of the STBM program in Bingin Kuning District, Bengkulu. </em></p><p><strong><em>Conclusion: </em></strong><em>Input to the Health Office to improve intervention in the community through the STMB program and increase triggering in the community to become ODF Village.</em></p><p><strong><em>Keywords:</em></strong><em> Use of Latrines, STBM Program, and Determinants.</em></p>

Read full abstract
Open Access
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN DUKUNGAN SUAMI DALAM MENDAMPINGI PERSALINAN UNTUK MENGURANGI KECEMASAN PADA IBU DI BPM FEBRA AYUDIAH KOTA BENGKULU

<p align="center"><strong>ABSTRAK</strong></p><p><strong>Latar Belakang</strong>: Suami sebagai pendamping persalinan harus mengetahui dahulu apa yang akan dilakukannya di ruang persalinan karena seorang istri yang akan melahirkan sebenarnya sangat mengharapkan kehadiran seorang suami untuk mendampingi dan memberi dukungan selama proses persalinan berlangsung. Karena istri merasa lebih memegang kendali selama melahirkan jika ditemani dan didukung (pendamping persalinan) yaitu suami sendiri.</p><p><strong>Metode</strong>: Populasi pada penelitian ini adalah seluruh ibu bersalin di BPM Febra Ayudiah. pengambilan sampel menggunakan teknik <em>accidental sampling</em>.</p><p><strong>Hasil</strong> : Hasil uji statistik menggunakan Uji <em>Chi Square </em>didapatkan <em>p</em>=0.006 (<0.05), maka Ho ditolak dan Ha diterima. Jadi dapat disimpulkan bahwa ada hubungan pendampingan suami dengan tingkat kecemasan ibu dalam menghadapi proses persalinan di BPM Febra Ayudiah Kota Bengkulu</p><p><strong>Simpulan</strong>: Menambah wawasan bagi peneliti sehingga bisa memberikan pertolongan yang baik bagi ibu bersalin dan dapat memberikan motivasi bagi suami dan ibu bersalin sehingga kecemasan tidak ada.</p><p><strong>Kata Kunci: </strong>Pengetahuan, dukungan suami, keceasan ibu hamil</p><p> </p><p align="center"><strong><em> </em></strong></p><p align="center"><strong><em>ABSTRACT</em></strong></p><p><strong><em>Background</em></strong><em>: The husband as a birth companion must first know what he will do in the delivery room because a wife who is about to give birth actually really hopes for the presence of a husband to accompany and provide support during the birth process. Because the wife feels more in control during childbirth if she is accompanied and supported (birth companion), namely her husband.</em></p><p><strong><em>Method:</em></strong><em> The population in this study was all mothers giving birth at BPM Febra Ayudiah. Sampling used accidental sampling technique.</em></p><p><strong><em>Results:</em></strong><em> The results of statistical tests using the Chi Square Test showed p=0.006 (<0.05), so Ho was rejected and Ha was accepted. So it can be concluded that there is a relationship between husband's assistance and the mother's level of anxiety in facing the birthing process at BPM Febra Ayudiah, Bengkulu City.</em></p><p><strong><em>Conclusion:</em></strong><em> Increases insight for researchers so that they can provide good help for mothers in labor and can provide motivation for husbands and mothers in labor so that there is no anxiety.</em></p><strong><em>Keywords</em></strong><em>: Knowledge, husband's support, anxiety of pregnant women</em>

Read full abstract
Open Access
PENGARUH LEAFLET UNTUK MENINGKATKAN PENGETAHUAN IBU DALAM PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI PUSKESMAS PONJONG I YOGYAKARTA TAHUN 2020

<p align="center"><strong>ABSTRAK</strong></p><p><strong>Latar Belakang</strong>: Pemberian ASI eksklusif merupakan salah satu angkah awal untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian pada bayi. Bayi yang mendapatkan ASI eksklusif lebih sehat dan tidak mudah mengalami penyakit seperti diare, infeksi, penumonia, gangguan sistem pencernaan, Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) dan obesitas. ASI eksklusif dapat meningkatkan kualitas kehidupan jutaan bayi dan anak-anak serta mencegah lebih dari 800.000 kematian balita pertahun didunia. Tujuan penelitian ini manganalisis pengaruh leaflet untuk meningkatkan pengetahuan ibu menyusui dalam pemberian ASI eksklusif.</p><p><strong>Metode</strong>: Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperimen dengan desain penelitian <em>pretest-post test with control group design. </em>Populasi pada penelitian ini sebanyak 44 orang dengan sampel 22 responden setiap kelompok.</p><p><strong>Hasil</strong> : Hasil selisih skor pengetahuan sebelum dan sesudah intervensi sebesar 1,91 dengan p=0,000.</p><p><strong>Simpulan</strong>: Sehingga dapat disimpulkan, leaflet sebagai media edukasi tentang ASI eksklusif berpengaruh meningkatkan pengetahuan ibu menyusui.</p><p><strong>Kata Kunci </strong>: Leaflet, Pengetahuan, ASI Ekslusif</p><p> </p><p align="center"><strong><em>ABSTRACT</em></strong></p><p><strong><em>Background</em></strong><em>:</em><em>Exclusive breastfeeding is one of the first steps to reduce morbidity and mortality rates in babies. Babies who are exclusively breastfed are healthier and less susceptible to diseases such as diarrhea, infections, pneumonia, digestive system disorders, acute respiratory infections (ARI) and obesity. Exclusive breastfeeding can improve the quality of life of millions of babies and children and prevent more than 800,000 under-five deaths per year worldwide. The aim of this research is to analyze the effect of leaflets on increasing breastfeeding mothers' knowledge about exclusive breastfeeding. </em></p><p><strong><em>Methods</em></strong><em>:</em><em>This research is a quasi-experimental research with a pretest-post test research design with control group design. The population in this study was 44 people with a sample of 22 respondents from each group. </em></p><p><strong><em>Results: </em></strong><em>The difference in knowledge scores before and after intervention was 1.91 with p=0.000. </em></p><p><strong><em>Conclusion: </em></strong><em>So it can be concluded that leaflets as an educational medium about exclusive breastfeeding have an influence on increasing the knowledge of breastfeeding mothers.</em><em></em></p><p><strong><em>Keywords: </em></strong><em>Leaflets, Knowledge, Exclusive Breastfeeding.</em></p>

Read full abstract
Open Access
PROFIL KADAR CD4 PASIEN HIV KOINFEKSI TB PARU DI UNIT PERAWATAN INTERMEDIET PENYAKIT INFEKSI (UPIPI) RSUD DR. SOETOMO PERIODE JANUARI – DESEMBER 2019

<h1 align="center">ABSTRAK</h1><p><strong>Latar Belakang </strong>: CD4 adalah komponen sistem imun manusia yang berperan sebagai pelindung dari infeksi yang menyerang tubuh. Menurut beberapa penelitian, pasien HIV/ AIDS yang memiliki kadar CD4 yang rendah dapat menaikkan risiko terkena koinfeksi penyakit menular, salah satunya yaitu; Tuberkulosis Paru. Penelitian ini bertujuan untuk Mengetahui gambaran kadar CD4 pasien HIV koinfeksi TB Paru di Unit Perawatan Intermediet Penyakit Infeksi (UPIPI) RSUD Dr. Soetomo periode Januari – Desember 2019.</p><p><strong>Metode </strong>: Penelitian ini adalah penelitian deskriptif retrospektif yang menggunakan rekam medik pasien. Penelitian ini menggunakan teknik sampling purposive non probability dengan metode pengambilan total sampling. Variabel yang diamati antara lain; usia, jenis kelamin, pendidikan terakhir, status pekerjaan, status perkawinan, faktor risiko penularan dan kadar CD4 pasien.<em></em></p><p><strong>Hasil </strong>: Pada penelitian ini, dari 45 subyek pasien HIV- TB Paru, terdapat 33 pasien subyek yang ter- inklusi. Dari 33 subyek tersebut, didapatkan kelompok usia didominasi oleh kelompok usia 26 – 35 (36,36%) dan jenis kelamin terbanyak didominasi oleh laki – laki (66,67%). Lalu, untuk tingkat akhir pendidikan pasien yaitu didominasi oleh kelompok dengan tingkat pendidikan akademi/ Perguruan Tinggi (PT) (36,37%). Untuk status pekerjaan pasien didominasi oleh kelompok dengan status bekerja (72,72%). Kadar CD4 pasien yang paling banyak dialami oleh subyek yaitu kelompok pasien < 200 sel/ µmL dengan persentase 87,88%.</p><p><strong>Simpulan </strong>: Kadar CD4 pasien yang paling banyak dialami oleh subyek yaitu kelompok pasien < 200 sel/ µmL dengan persentase 87,88%.</p><p><strong>Kata Kunci : </strong>HIV, Lung TB, CD4</p>

Read full abstract
Open Access
HUBUNGAN KONDISI FISIK RUMAH DAN PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA DENGAN KEJADIAN STUNTING DIDESA PAGARDIN DAN TANJUNG DALAM KECAMATAN ULOK KUPAI BENGKULU UTARA

<p align="center"><strong>ABSTRAK</strong></p><p><strong>Latar Belakang :</strong> Stunting merupakan kondisi gagal pertumbuhan pada anak (pertumbuhan tubuh dan otak) akibat kekurangan gizi dalam waktu yang lama. Berdasarkan data Dinas Kesehatan Argamakmur Bengkulu Utara bulan Agustus 2021, sebanyak dua ratus dua belas balita dengan kasus stunting yang masih tinggi. Faktor penyebab stunting dapat terjadi dari berbagai aspek salah satunya adalah kondisi fisik rumah dan pengelolaan sampah, sehingga dapat meningkatkan resiko terjadinya diare. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan kondisi fisik rumah dan pengelolaan sampah dengan kejadian stunting.</p><p><strong>Metode :</strong> Penelitian ini menggunakan studi penelitian Deskriptif Analitik, dengan desain <em>case control</em>. Sampel yang dibutuhkan adalah enam puluh balita dengan tiga puluh kelompok kasus dan tiga puluh kelompok kontrol. Instrument yang digunakan adalah kuisioner dan ceklis. Analisis data menggunakan uji statistik <em>chi square</em>.</p><p><strong>Hasil : </strong>Hasil data bivariat didapatkan ada hubungan kondisi fisik rumah dengan kejadian stunting (p=0,002) dengan (OR=6,90 CI=95% 2,16-22,09), tidak ada hubungan pengelolaan sampah rumah tangga dengan kejadian stunting (p=0,111) dengan (OR=2,75 CI=95% 0,93-8,10).</p><p class="ListParagraph1"><strong>Simpulan : </strong>Diharapkan bagi masyarakat untuk selalu membuka jendela disaat siang hari agar ruangan rumah tidak lembab dan mendapatkan cahaya yang cukup, selalu membersihkan lantai rumah agar terhindar dari debu serta virus, dan diharapkan masyarakat juga dapat menyediakan tempat sampah agar sampah-sampah dapat dikumpulkan terlebih dahulu sebelum dibakar dan tidak mengakibatkan sampah berserakan yang dapat mengakibatkan munculnya lalat.</p><p><strong>Kata Kunci : </strong>Kondisi Fisik Rumah, Pengelolaan Sampah, Stunting<strong></strong></p><p><strong> </strong></p><h1 align="center"><em>ABSTRACT</em></h1><p><strong><em>Background :</em></strong><strong><em> </em></strong><em>Stunting is a condition of growth failure in children (body and brain growth) due to malnutrition for a long time. Based on data from the North Bengkulu Argamakmur Health Service in August 2021, as many as two hundred and twelve toddlers with stunting cases were still high. Factors causing stunting can occur from various aspects, one of which is water, sanitation and hygiene (WASH), which consists of drinking water sources, physical quality of drinking water, latrine ownership, waste management and physical condition of the house, so that it can increase the risk of diarrhea. The purpose of this study was to determine the relationship between the physical condition of the house and waste management with the incidence of stunting. </em></p><p><strong><em>Methods</em></strong><em> :</em><em> </em><em>This research method uses a descriptive analytical research study, with a case control design. The samples needed were sixty children under five with thirty case groups and thirty control groups. The instruments used were questionnaires and checklists. Data analysis used chi square statistical test. </em></p><p><strong><em>Results</em></strong><em> :</em><em> </em><em>The results of bivariate data showed that there was a relationship between the physical condition of the house and the incidence of stunting (p = 0.002) with (OR = 6.90 CI = 95% 2.16-22.09), there is no relationship between household waste management and stunting (p = 0.111) with (OR = 2.75 CI = 95% 0.93-8.10).</em></p><p><strong><em>Conclusion</em></strong><em> :</em><em> </em><em>Suggestions It is expected that the community always opens the window during the day so that the house is not humid and gets enough light, always cleans the floor of the house to avoid dust and viruses, and it is hoped that the community can also provide trash bins so that garbage can be collected first before being burned. and does not result in scattered garbage that can result in the emergence of flies.</em></p><p><strong><em>Keywords: </em></strong><em>Physical Condition of the House, Waste Management, Stunting<strong> </strong></em></p><h1 align="center"> </h1>

Read full abstract
Open Access
STRATEGI PENGENDALIAN CEMARAN AIR SUNGAI DI KECAMATAN NIBUNG KABUPATEN MUSI RAWAS UTARA

<p align="center"><strong>ABSTRAK</strong></p><p><strong>Latar Belakang</strong> : Penggunaan air yang tidak memenuhi baku mutu kualitas yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan secara langsung dan juga bertahap hendaknya dihindari. Kecamatan Nibung Kabupaten Musi Rawas Utara memiliki beberapa sungai yang dapat memenuhi kebutuhan air masyarakat sekitar diantaranya sungai Kresik, Sungai Ridan, dan Sungai Nibung. Tujuan dari penelitian ini untuk melakuakan upaya strategis dalam pengendalian cemaran air sungai ditinjau dari segi analisis kualitas air sungai berdasarkan Kriteria Mutu Air menurut Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001.</p><p><strong>Metode </strong>: Metode yang dilakukan dalam penelitian ini merupakan metode penelitian deskriptif dimana parameter yang diukur dan dilakukan pengamatan teridiri dari pH, TSS, BOD, COD,DO, Pospat, Nitrat, dan <em>Fecal Coliform</em> dengan metode pengambilan <em>Purposive sampling</em>.</p><p><strong>Hasil</strong> : Status mutu air sungai Rupit dengan tingkat indeks cemaran yaitu termasuk kategori cemaran ringan dengan nilai kisaran 0.816 mg/l – 1.857 mg/l dan dapat dijadikan sebagai sumber air baku untuk pengolahan air bersih. Parameter pH, TSS, BOD, COD,DO, Pospat, Nitrat, <em>Fecal Coliform</em> semuanya dibawah baku mutu sungai kelas I, berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor : 82 Tahun 2001. Strategi dalam pengendalian cemaran status mutu air Sungai Kresik, Sungai Ridan, dan Sungai Nibung di Kecamatan Nibung Kabupaten Musi Rawas Utara dapat dilakukan dengan menjalin kerjasama antar stakeholder dan masyarakat sekitar dalam upaya mengurangi beban pencemaran, membuat IPAL Komunal yang lebih efektif dalam teknis pengelolaannya, adanya penegakan hukum yang tegas terkait cemaran badan sungai tersebut serta adanya upaya dalam pemantauan terkait kulaitas sungai tersebut secara berkesinambungan sehingga sumber-sumber cemaran dapat dikendalikan secara cepat.</p><p><strong>Simpulan</strong> : Cemaran ringan yang merupakan status mutu kualitas air sungai dengan parameter pH, TSS, BOD, COD,DO, Pospat, Nitrat, Fecal Coliform sehingga masih dapat digunakan oleh masyarakat sebagai sumber air baku pengolahan air bersih. Selain itu, perlu dilakukannya kesepakatan dan juga penegakan aturan yang dibuat oleh pemerintah Kabupaten Musi Rawas Utara dalam rangka pengendalian cemaran air sungai wilayah Kecamatan Nibung.</p><p><strong> </strong></p><p><strong>Kata Kunci</strong> : <em>Strategi</em><em> pengendalian ai</em><em> sungai</em><em>r, indeks pencemaran sungai</em><em>, Sungai Kresik, Sungai Ridan, Sungai Nibung</em></p><p align="center"><strong><em> </em></strong></p><p align="center"><strong><em>ABSTRACT</em></strong></p><p><strong><em>Background:</em></strong><em> The use of water that does not meet quality standards that can cause direct and gradual health problems should be avoided. Nibung District, North Musi Rawas Regency has several rivers that can meet the water needs of the surrounding community, including the Kresik River, Ridan River, and Nibung River. The purpose of this study is to carry out strategic efforts to control river water contamination in terms of river water quality analysis based on Water Quality Criteria according to Government Regulation Number 82 of 2001.</em></p><p><strong><em>Methods:</em></strong><em> The method used in this research is a descriptive research method where the parameters measured and observed consist of pH, TSS, BOD, COD, DO, Pospat, Nitrate, and Fecal Coliform with a purposive sampling method.</em></p><p><strong><em>Result:</em></strong><em> Rupit river water quality status with contamination index level, which is included in the light polluted category with a value in the range of 0.816 mg/l – 1.857 mg/l and can be used as a source of raw water for clean water treatment. Parameters pH, TSS, BOD, COD, DO, Pospat, Nitrate, Fecal Coliform are all below class I river quality standards, based on Government Regulation Number: 82 of 2001. Strategies for controlling contamination in the water quality status of the Kresik River, Ridan River, and Nibung River in Nibung Subdistrict, North Musi Rawas Regency, this can be done by establishing cooperation between stakeholders and the surrounding community in an effort to reduce the pollution load, make the Communal WWTP more effective in technical management, have strict law enforcement regarding contamination of the river body and efforts in monitoring related to quality the river on an ongoing basis so that sources of contamination can be controlled quickly.</em></p><p><strong><em>Conclusion:</em></strong><em> Mild contamination which is the quality status of river water with the parameters pH, TSS, BOD, COD, DO, Pospat, Nitrate, Fecal Coliform so that it can still be used by the community as a source of raw water for clean water treatment. In addition, it is necessary to make an agreement and also enforce the rules made by the North Musi Rawas Regency government in the context of controlling river water contamination in the Nibung District area.</em></p><p><em> </em></p><strong><em>Keywords:</em></strong><em> River water control strategy, river pollution index, Kresik River, Ridan River, Nibung River</em>

Read full abstract
Open Access
Analisis Kualitas Briket Tempurung Kelapa Muda (Cocos nucifera L.) sebagai Bahan Bakar Alternatif

<p align="center"><strong>ABSTRAK</strong></p><p><strong>Latar Belakang</strong>: Pemanfaatan briket arang tempurung kelapa muda merupakan salah satu solusi dalam usaha eksplorasi sumber energi alternatif maupun pengurangan polusi lingkungan. Untuk itu perlu dilakukan usaha peningkatan pemahaman dan kesadaran masyarakat, masih banyaknya timbulan sampah kelapa muda dipantai Panjang Bengkulu. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis potensi tempurung kelapa muda sebagai briket.</p><p><strong>Metode :</strong> Metode Penelitian ini adalah penelitian <em>Quasi Experimental Designs</em>. Pelaksanaan penelitian diawali dengan penyiapan bahan yang akan digunakan, setelah itu pembuatan arang/karbonisasi, dan percetakan briket. Proses pengujian yang dilakukan adalah daya bakar briket, Uji ketahanan banting briket dan uji nyala api.</p><p><strong>Hasil : </strong>Hasil penelitian menunjukkan bahwa briket yang memiliki daya bakar paling lama adalah briket dengan perekat 300 gram selama 2 jam 3 menit dengan berat 100 gram. Tingkat kepanasan briket yang paling cepat dalam memanaskan air 1 liter sampai mendidih yaitu briket perekat 100 gram dengan berat 200 gram. Briket dengan perekat yang memiliki ketahanan banting yang bagus adalah yang menggunakan komposisi perekat 100 gram.</p><p><strong>Simpulan : </strong>Penelitian ini dapat disimpulkan bahwa tempurung kelapa muda mempunyai potensi sebagai bahan bakar alternative briket bioarang.</p><p><strong>Kata Kunci :</strong> Briket, Tempurung Kelapa Muda, Perekat Tapioka</p><p><strong> </strong></p><p align="center"><strong><em>ABSTRACT</em></strong></p><p><strong><em>Background</em></strong><strong><em> : </em></strong><em>Utilization of young coconut shell charcoal briquettes is one of the solutions in exploring alternative energy sources and reducing environmental pollution. For this reason, it is necessary to make efforts to increase public understanding and awareness, there are still many young coconut waste generated on Bengkulu's Panjang beach. The purpose of this study was to analyze the potential of young coconut shells as briquettes. </em></p><p><strong><em>Method : </em></strong><em>This research method is a Quasi Experimental Designs research. The implementation of the research begins with preparing the materials to be used, after that making charcoal/carbonization, and printing briquettes. The testing process carried out is the combustion power of the briquettes, the hardiness test of the briquettes and the flame test.</em></p><p><strong><em>Results</em></strong><em> : The results showed that the briquettes that had the longest burning power were briquettes with 300 grams of adhesive for 2 hours 3 minutes with a weight of 100 grams. The briquette heat level that is the fastest in heating 1 liter of water to a boil is 100 gram adhesive briquettes with a weight of 200 grams. Briquettes with adhesive that have good hardiness are those using 100 grams of adhesive composition. </em></p><p><strong><em>Conclusion</em></strong><em> : </em><em>From this study it can be concluded that young coconut shells have potential as an alternative fuel for bioarang briquettes.</em></p><strong><em>Keywords:</em> </strong><em>Briquettes, Coconut Shell Charcoal, Tapioca Adhesive</em>

Read full abstract
Open Access