Ruang terbuka publik merupakan ruang luar yang memiliki peran signifikan dalam penyelenggaraan pembelajaran di sekolah, khususnya Sekolah Menengah Atas. Ruang luar sekolah merupakan sarana pendidikan yang potensial serta berdampak positif terhadap berbagai kemampuan dan kreativitas siswa khususnya dan pengguna lain pada umumnya. Berdasarkan observasi yang telah dilakukan oleh abdimas, keberadaan ruang luar sekolah belum secara optimal termanfaatkan dengan baik, salah satunya di SMAN 1 Padalarang. Dengan luas ruang luar yang cukup besar, banyak ruang luar yang terbengkalai, kurang mengakomodasi kebutuhan siswa, serta kurang aman sebagai tempat beraktivitas. Hal ini pada akhirnya menyebabkan kurang optimalnya pemanfaatan ruang luar oleh pengguna. Berdasarkan hasil survei dan observasi pada bangunan dan kompleks SMAN 1 Padalarang, pelaksana PKM menemukan berbagai permasalahan yang berpotensi untuk menjadi tantangan perancangan dan berbagai elemen bangunan lain yang belum sesuai standar keamanan sebagai sekolah tanggap gempa. Hasil observasi dan wawancara dengan Kepala Sekolah juga menunjukkan ada permasalahan ruang terbuka yang kurang representatif khususnya pada area dekat entrance. Selain itu, pada ruang terbuka utama yaitu area lapangan olahraga juga ditemukan permasalahan terkait kondisi eksisting tribun yang tidak sesuai standar kenyamanan dan keamanan tribun. Dengan latar belakang isu dan permasalahan tersebut, dilakukan kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat berupa Perancangan Ruang Publik Kreatif Di SMAN 1 Padalarang, Kabupaten Bandung Barat. Luaran kegiatan PKM ini berupa dokumen perancangan ruang public kreatif di SMAN 1 Padalarang. Hasil desain ruang publik kreatif sekolah diharapkan dapat diterapkan di sekolah lain sebagai fasilitas sekolah yang menunjang kegiatan siswa serta aman dan menerapkan prinsip tanggap bencana di lingkungan sekolah.

This Community Service Program aims to improve digital literacy and understanding of social media ethics among high school (SMA) or equivalent students in Buahbatu District, Bandung. With the rapid development of technology, students are increasingly exposed to various risks in the digital world, such as cyberbullying, misinformation, and privacy violations. This program is designed to address two main issues: the lack of awareness and knowledge among students about digital security, and the low understanding of ethics in social media usage. Through an interactive educational approach, the program teaches students how to protect themselves in the digital world, including practicing good security habits and effectively managing privacy settings. Additionally, students are taught to understand and apply ethical principles in their social media interactions, including responsibility in sharing content, respecting copyright, and demonstrating empathy toward others. It is expected that after participating in this program, students will be more proactive in safeguarding their digital security and more ethical in their social media usage, thereby reducing incidents such as cyberbullying and the spread of misinformation. The program also aims to foster a more positive social media culture among students, where interactions are based on mutual respect and shared responsibility.

Pengabdian masyarakat ini dilatarbelakangi oleh kerjasama antara Pemerintah Kabupaten Sumedang dengan Politeknik Kesejahteraan Sosial Bandung melalui pelaksanaan praktikum berbasis komunitas yang menyasar pada Indikator Kinerja Utama (IKU) yang tercantum dalam Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Sumedang menyangkut empat isu, salah satunya adalah peningkatan daya saing desa berupa one village one product. Berlandaskan pada potensi dan aset komunitas yang ada di wilayah Desa Rancakalong, maka pengabdian masyarakat diarahkan pada upaya pengembangan wisata berbasiske budayaan. Metode yang dilakukan dalam praktik pengabdian masyarakat adalah metode partisipatif, meliputi Focus Grup Discussion (FGD), wawancara, observasi, dan studi dokumentasi. Melalui manajemen stakeholder kelompok sadar wisata, praktik pengabdian diarahkan untuk melihat sejauh mana keterlibatan para tokoh yang selanjutnya munculah komitmen para tokoh dalam upaya pengembangan wisata budaya. Adapun hasil dari kegiatan pengabdian masyarakat ini berupa pemetaan kuadran aktor yang menunjukan empat macam posisi stakeholders berdasarkan kepentingan dan pengaruhnya yang outputnya berupa restruksturisasi kelompok sadar wisata dan penyusunan rencana kerja kelompok. Kata Kunci : manajemen stakeholder, kelompok sadar wisata, desa wisata, aset komunitas.

Program yang pernah dilakukan oleh Pendamping PKH Desa Rancakalong untuk menanggulangi kemiskinan adalah dengan mengadakan Pertemuan Peningkatan Kemampuan Keluarga (P2K2) kepada KPM PKH, salah satu materi yang dibahas mengenai manajemen keuangan, tetapi belum ada tindak lanjut setelah kegiatan tersebut. Maka, dilakukanlah pengabdian berupa pelatihan kewirausahaan yang ditujukan untuk ibu-ibu penerima bantuan PKH agar mereka dapat meningkatkan perekonomian keluarganya lewat wirausaha sehingga dapat membantu akselerasi graduasi KPM PKH. Sasaran dari pelatihan tersebut adalah 8 orang ibu-ibu penerima bantuan PKH yang memiliki keinginan berwirausaha. Program ini juga menggunakan digitalisasi untuk proses monitoring dan evaluasi. Adapun langkah yang dilakukan terdiri dari tahap dialog, tahap asesmen dan rencana intervensi, tahap pelaksanaan intervensi dan evaluasi, serta terminasi dan rujukan

Abstrak Pengusaha kuliner dilingkungan Gasibu Mini (Gasmin) Antapani Kota Bandung belum tahu banyak pengetahuan managemen keuangan keluarga, kurang mengetahui investasi modal, memerlukan wawasan investasi modal. Fakta kehidupan yang terbatas bukan hari ini saja, tetapi perlu dipikirkan masa depannya juga. Harapan masa yang akan datang jadi membaik, banyak hal di kehidupan ini perlu membuat perencanaan dengan sebaik-baiknya, demikian pula halnya dengan perencanan keuangan keluarga.. Perencanaan keuangan pengusaha kuliner di kawasan Gasibu Mini (Gasmin) tidak perlu dibuat terlalu rumit. Perencanaan keuangan dilakukan dengan pembuatan pengeluaran berikut pemasukannya secara terperinci, juga perlu diperhatikan keteraturan dan kerapihan pencatatan sehingga kondisi keuangan keluarga dapat terukur dan mampu memperlihatkan kondisi sehat keuangan keluarganya atau mengalami masalah. Perencanaan Keuangan dijadikan startegi pemisahan Modal Keluarga dan Modal Usaha sebagai upaya meningkatkan efisiensi. Tujuan kegiatan PkM yakni mengupayakan keluarga pengusaha kuliner memiliki langkah yang jelas dalam memetakan perencanaan keuangan di masa depan. Metode pelaksanaan dalam menyelesaikan permasalahan melalui sosialisasi pentingnya dan pemanfaatan perencanan keuangan keluarga, pendampingan penggunaan investasi modal dan alternatif yang lain, pendampingan secara berkesinambungan selama 3 bulan yang pada akhirnya bisa menyisihkan 30% total penghasilan untuk masa depan yang lebih baik, . Luaran Wajib dengan publikasi melalui jurnal dan berita serta video on line.

Desa Rancakalong merupakan salah satu desa yang berada di Wilayah Kecamatan Rancakalong yang berdasarkan data dari Sistem Pencegahan Stunting (SIMPATI) masih memiliki persentase anak stunting yang paling besar se-kecamatan, yaitu 10.84% dengan jumlah balita 27 anak. Pemerintah Desa Rancakalong sudah melakukan beberapa upaya program yang bertujuan untuk menurunkan angka stunting di Desa Rancakalong, mulai dari program dari Desa, Program dari Kecamatan maupun program dari pemerintah pusat. Namun, permasalahan stunting di Desa Rancakalong masih belum bisa diatasi secara maksimal. Rendahnya kesadaran orang tua dan masyarakat mengenai pengetahuan stunting, dan pola asuh anak menyebabkan anak beresiko mengalami stunting. Melalui pelaksanaan asesmen dalam intervensi komunitas pekerjaan sosial, penulis dapat mengidentifikasi bahwa masyarakat di Desa Rancakalong membutuhkan penyadaran mengenai permasalahan stunting melalui pelaksanaan penyuluhan dengan inovasi baru berbasis digital. Hasil penelitian adalah adanya kebaruan media penyuluhan mengenai stunting berbasis digital melalui program hotline konsultasi Respons Layanan Stunting (RESLETING) dan Perpustakaan Pencegahan Stunting (PEPES).

Komunikasi yang efektif antara siswa berkebutuhan khusus (SBK) dan guru adalah salah satu tantangan terbesar dalam pendidikan inklusif, khususnya di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). SMK BPP Veteran Bandung sebagai salah satu sekolah yang menerapkan pendidikan inklusif menghadapi tantangan ini dalam upaya memberikan pendidikan yang setara bagi semua siswa. Program pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk mengimplementasikan teknologi converter Bahasa Isyarat Indonesia untuk membantu komunikasi antara SBK dan guru. Teknologi ini dikembangkan untuk menerjemahkan Bahasa Isyarat Indonesia menjadi teks dan suara, serta sebaliknya, yang memungkinkan SBK untuk berkomunikasi lebih efektif dengan guru. Program ini dimulai dengan analisis kebutuhan melalui observasi dan wawancara, dilanjutkan dengan pelatihan guru untuk menggunakan teknologi ini, serta implementasi dan evaluasi di dalam kelas. Hasil dari program ini menunjukkan peningkatan signifikan dalam keterlibatan SBK dalam pembelajaran dan peningkatan kualitas komunikasi antara SBK dan guru. Program ini diharapkan dapat diadopsi secara lebih luas di sekolah-sekolah lain yang menerapkan pendidikan inklusif.

Kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat dilakukan berupa perancangan dan pendampingan pembangunan musholla tahan gempa di Desa Mekarlaksana, Kabupaten Cianjur yaitu Musholla Al Barokah. Abdimas berperan sebagai tenaga ahli yang melaksanakan perancangan hingga membantu koordinasi antara pelaksana konstruksi pembangunan. Tujuan dari pendampingan ini adalah untuk mewujudkan pembangunan Musholla Al Barokah yang sesuai dengan Rencana Teknis Pelaksanaan Pekerjaan baik dalam hal desain, maupun durasi waktu pelaksanaan konstruksi. Dalam rangka efisiensi pendanaan dan waktu, pada kegiatan ini, perancangan dan pendampingan pembangunan dilakukan dengan metode hybrid dengan memanfaatkan media Whatsapp. Penggunaan teknologi ini secara efektif membantu koordinasi antara abdimas, yayasan, maupun pelaksana lapangan sehingga permasalahan-permasalahan serta solusi cepat yang dibutuhkan dapat terakomodasi dengan baik. Luaran berupa terwujudnya perancangan dan pembangunan Mushola Tahan gempa di di Desa Mekarlaksana, Kabupaten Cianjur oleh Arsitek dan Tenaga Ahli Konstruksi yang sesuai, baik dalam segi koordinasi pelaksanaan, pengawasan pelaksanaan, penyelesaian permasalahan, serta ketepatan waktu

Sampah merupakan salah satu masalah yang masih menjadi urgensi untuk segera diatasi, seperti halnya di Desa Rancakalong. Pengolahan sampah yang masih belum dilaksanakan karena tidak adanya TPA dan TPS di desa tersebut. Sebagian besar masyarakat hanya membakar sampah-sampah yang mereka hasilkan setiap harinya dan tidak jarang yang hanya membuang sembarangan di sepanjang Desa Rancakalong. Kegiatan pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk memberikan penyadaran masyarakat tentang pentingnya pengolahan sampah melalui program Pemberdayaan Masyarakat Melalui Diversifikasi Bank Sampah. Kegiatan ini menggunakan metode partisipatif dengan melibatkan masyarakat secara utuh, serta penggalian data melalui observasi partisipatif, wawancara, studi dokumentasi dan FGD. Hasil dari kegiatan ini adalah terbentuknya TKM Bank Sampah, adanya penambahan pengetahuan dan keterampilan masyarakat, serta dampak kegiatan pada triple bottom line concept.

Pengabdian Masyarakat yang terintegrasi dengan Praktikum Komunitas tahun 2023 yang diselenggarakan di Desa Rancakalong Kabupaten Sumedang ini memiliki arahan yang diberikan oleh PJ Bupati terkait dengan empat masalah yang menjadi Indikator Kinerja Utama (IKU) Daerah Kabupaten Sumedang yaitu penurunan angka stunting, penurunan angka kemiskinan ekstrem, peningkatan daya saing desa, dan peningkatan kinerja Pusat Kesejahteraan Sosial (Puskesos). Kegiatan pengabdian masyarakat ini brtujuan untuk meningkatkan optimalisasi kinerja Puskesos. Kegiatan ini melibatkan perangkat desa secara partisipatif serta penggalian data melalui observasi, wawancara dan studi dokumentasi dan sosialisasi. Hasil dari kegiatan ini adalah penyuluhan penyadaran peran, tugas dan tanggung jawab Puskesos serta pembentukan direktori layanan rujukan berbasis digital yang bertujuan untuk mempermudah proses pelayanan, arus informasi dan rujukan serta pemutakhiran data.